Medan, 14/2 (Antara) - Ekonom senior Indonesia Prof Anwar Nasution mengatakan penyelesaian pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, harus dipercepat.
"Proyek KEK Sei Mangkei itu untuk seluruh bangsa Indonesia, karena prospek ekonominya sangat luar biasa, di antaranya akan meningkatkan kesejahteraan rakyatdan menampung tenaga kerja," katanya di Medan, Kamis.
Anwar usai seminar Diseminasi Hasil Penelitian Peranan KEK Sei Mangkei dalam Perekonomian Sumatera Utara yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) bersama USAID dan SEADI, mengatakan realisasi proyek KEK Sei Mangkei itu sudah lama ditunggu-tunggu masyarakat daerah ini.
"Semua pihak harus mengetahui, terealisasinya proyek ini, jelas akan memberikan konstribusi besar dalam memajukan perekonomian," katanya.
Menurut dia, ada beberapa alasan mengapa pembangunan KEK Sei Mangkei sangat penting sebagai awal dari pembangunan industri manufaktur di Sumut.
Alasan pertama, kata Anwar, karena lokasinya sangat strategis berada di tepi barat Selat Malaka yang merupakan alur pelayaran yang ramai.
"Lokasinya berhadapan dengan Kota Penang dan Malaka di Malaysia yang sudah lebih dulu tumbuh menjadi kawasan industri. Bayangkan saat ini pendapatan masyarakat di kedua kota industri itu sudah mencapai 7'000 dolar AS/jiwa dibandingkan dengan Indonesia khususnya Sumut yang hanya 3.000 dolar AS/jiwa," katanya.
Alasan kedua, kata dia, relatif mudahnya mengembangkan KEK Sei Mangkei mengingat kayanya kawasan tersebut dengan sumber daya alam utamanya perkebunan.
"Hingga saat ini, Indonesia gagal membangun industri yang mengolah bahan baku yang dihasilkannya sendiri, di lain pihak negara tetangga Malaysia yang tadinya merupakan kebun karet dan tambang timah kolonial Inggris, setelah merdeka kini sudah berubah menjadi eksportir alat-alat elektronik dan sumber daya alam yang sudah diolah," katanya.
Alasan lain terkait faktor mudahnya mengembangkan KEK yakni sumber daya manusia (SDM) dan ketersediaan infrastruktur di wilayah itu.
"Jadi, pengembangan KEK itu sangat penting karena diharapkan dapat merombak perekonomian Sumut yang hingga saat ini belum banyak berubah dari zaman Belanda yakni hanya sebagai penghasil bahan baku untuk industri manufaktur di negara lain," katanya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Sumut Riadil Akhir mengatakan hambatan pengembangan KEK Sei Mangkei tersebut terkait "political will" khususnya pembangunan infrastruktur pendukung seperti infrastruktur jalan dan jalur kereta api.
"Seharusnya, jika pemerintah pusat dapat mempercepat pembangunan infrastruktur itu, pasti realisasinya dapat secepatnya terwujud," katanya.