Medan (ANTARA) - Program pengabdian masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Prima Indonesia (UNPRI) sudah berjalan hampir dua bulan mulai berdampak positif sektor pertanian holtikultura di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara.
Desa Sementara, Kecamatan Pantai Cermin, Sergai dipilih untuk melakukan pengembangan teknologi tepat guna, seperti pendampingan psikologi, pembuatan biochar, pupuk organik cair dan pelatihan pemasaran digital.
Psikolog sekaligus Koordinator Tim UNPRI, Rina Mirza dalam keterangan tertulis di Medan, Jumat (14/11), mengatakan, Desa Sementara menjadi salah satu desa dijadikan lokasi pengabdian masyarakat umumnya hidup dari sektor pertanian.
Namun, lanjut dia, mengubah kebiasaan petani dari menggunakan bahan kimia beralih ke organik membutuhkan pelatihan, kesabaran, dan ketekunan.
"Karena image yang terbentuk selama ini, bahwa pertanian organik membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan hasil pertanian tidak secepat menggunakan bahan kimia," kata Rina.
Selain itu, pihaknya menjelaskan program pengabdian ini terlaksana atas dana hibah dari Kemendiktisaintek pada 2025 melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan melibatkan kelompok tani (Poktan) dan pemuda Karang Taruna.
"Kegiatan pengabdian masyarakat oleh BEM UNPRI ini akan dilaksanakan selama tiga bulan lamanya sejak Oktober hingga Desember 2025," terang Rina.
Pendampingan Tiga Fakultas
Rina juga mengatakan, pendampingan psikologi ke petani dianggap penting dan berperan menekan kecemasan para petani terhadap penurunan hasil masa panen.
Kemudian, meningkatkan optimisme petani bahwa bahan organik berguna untuk lahan pertanian dan kehidupan yang lestari di bumi.
"Pendekatan psikologi ke petani merupakan pendekatan sangat penting di tengah krisis lingkungan, dan lahan terbatas dihadapi petani. Pendekatan ini baru pertama dilakukan UNPRI, dan mungkin sangat terbatas dilakukan di Indonesia," ungkapnya.
Mengingat pentingnya pembangunan sektor pertanian bagi kehidupan berbangsa, lanjut dia, maka tiga fakultas di UNPRI, yakni Psikologi, Agroteknologi, dan Ekonomi saling berkolaborasi membangun Desa Sementara sebagai desa tangguh lestari melalui program pengabdian masyarakat.
Adapun bidang yang diusulkan guna pemberdayaan masyarakat Sergai ini melalui riset ekonomi hijau, pertanian berkelanjutan berbasis teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.
Untuk hasil pertanian ini akan dipasarkan secara digital, dan akan dilatih oleh tim dari Fakultas Ekonomi, khusus kelompok Karang Taruna.
"Penggunaan smartphone yang meluas tentu menjadi peluang bagi masyarakat untuk langsung memasarkan hasil pertanian ke konsumen atau pasar daring," sebutnya.
Sementara teknologi pertanian, papar Rina, tim Fakultas Agroteknologi memperkenalkan teknologi dan inovasi yang memiliki peran penting untuk mendorong percepatan kualitas dan kuantitas kemajuan masyarakat.
Pihaknya memperkenalkan pemanfaatan alat komposter guna membuat Biochar merupakan teknologi tepat guna, mengolah limbah organik menjadi energi terbarukan atau pupuk ramah lingkungan.
Kata dia, kehadiran biochar dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, sekaligus mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Pihaknya juga memastikan, biochar tidak menghilangkan nilai-nilai unggul masyarakat, namun justru memperkuat kearifan lokal dengan mempertimbangkan budaya, tradisi, dan pola hidup masyarakat setempat.
"Dengan demikian, inovasi ini menjadi jembatan kemajuan teknologi dan pelestarian identitas lokal yang harmonis," ucap psikolog ini.
Nantinya, ujar Rina, masyarakat akan dilatih dalam menggunakan produk biochar yang dihasilkan pada lahan pertanian mulai persiapan lahan hingga setelah panen, terutama jenis tanaman holtikultura yang berumur pendek.
Setelah pengabdian masyarakat ini selesai, maka UNPRI akan menghibahkan alat biochar, dan menyediakan jasa konsultasi bila masyarakat membutuhkan pendampingan lebih lanjut.
Diharapkan kegiatan ini dapat menular ke desa-desa lainnya guna kemandirian pangan serta peningkatan ekonomi masyarakat.
"Dalam pelaksanaan ini, tentu saja kita sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah, dan masyarakat desa setempat agar program yang akan dilaksanakan berjalan sesuai rencana hingga Desember 2025," tutur Rina.
Camat Pantai Cermin, Sergai, Andy Akbar Perdana menyebutkan, pihaknya mendukung program yang dilakukan mahasiswa UNPRI agar para petani di Desa Sementara bisa berkolaborasi.
Selain itu, ujarnya, masyarakat Desa Sementara bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik dan menerapkan ilmu yang didapat untuk kegiatan pertanian maupun pemberdayaan masyarakat.
"Harapannya ketika program berjalan dengan baik, dan menjadi suatu contoh untuk desa-desa lainnya di Kecamatan Pantai Cermin," kata Andy.
