Medan (ANTARA) - Universitas Sumatera Utara (USU) kembali menambah deretan akademisi terbaiknya dengan mengukuhkan enam guru besar dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Pertanian.
Keenam guru besar yang dikukuhkan adalah Prof. Bengkel, Prof Dewi Kurniawati dan Prof Heri Kusmanto dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Prof Diana Chalil Prof Lisa Mawarni dan Prof Satia Negara Lubis dari Fakultas Pertanian.
Rektor USU Prof Muryanto Amin di Medan, Selasa, mengatakan pengukuhan guru besar tersebut menjadi bagian dari upaya universitas dalam meningkatkan reputasi akademik secara nasional maupun global.
Ia menyampaikan bahwa USU akan terus berkomitmen dalam menciptakan lingkungan akademik yang inovatif dan kolaboratif untuk menghasilkan riset dan pengabdian masyarakat yang berdampak luas.
"Setiap guru besar yang dikukuhkan hari ini adalah cerminan dari kualitas akademik USU. Mereka tidak hanya menjadi pemikir dan peneliti, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan akademisi muda agar terus berkarya," katanya.
Ia mengatakan bahwa jumlah guru besar USU kini telah mencapai angka yang membanggakan. Pada tahun 2024, USU menambah sebanyak 52 guru besar baru, dan sejak Januari hingga 10 Februari 2025, telah mengukuhkan 12 guru besar baru.
Angka itu menunjukkan konsistensi USU dalam mendorong kualitas pendidikan tinggi.
"USU sangat mendukung para akademisi dalam pengembangan karier mereka di ranah keilmuan masing-masing," katanya.
Dalam kesempatan itu ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Jabatan guru besar bukan hanya hasil kerja individu, tetapi juga kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menghasilkan inovasi dan lulusan yang berkualitas.
Selain itu, ia menegaskan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam memberikan solusi atas permasalahan global yang terus berkembang.
Tiga pilar utama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi juga menjadi perhatian utama, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pendidikan harus relevan dengan kebutuhan global dan memberikan akses inklusif bagi mahasiswa. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat harus bersumber dari riset yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah sosial.