Aekkanopan (ANTARA) - Pemkab Labuhanbatu Utara bekerjasama dengan berbagai pihak menggelar lokakarya pembuatan pupuk organik dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) bertempat di kantor Bupati Labura, Jumat (13/12).
Kegiatan yang dilaksanakan melalui program Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes (SFITAL) tersebut dibuka Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan HM Ikhwan Lubis ST MT dan dihadiri Kadis Pertanian Drh Sudarija dan Kepala Bappeda M Asril Manurung SSos.
Ikhwan Lubis dalam sambutannya berharap kegiatan lokakarya itu mampu menggali potensi kemitraan dari berbagai pihak yang dapat diterapkan di seluruh elemen di Labura, khususnya di tujuh desa percontohan.
"Dengan menyepakati pola-pola kemitraan dan mengidentifikasi rencana tindak lanjut, kami optimis inisiatif ini dapat meningkatkan potensi daerah, terutama pemanfaatan TKKS yang melimpah di Labura, dapat diwujudkan melalui kerja sama yang solid dan berkelanjutan,” katanya.
Kepala Bappeda Labura M Asril Manurung menyebutkan, dengan dukungan kolaborasi beberapa perusahaan swasta dapat mempercepat kemajuan daerah. Ke depan, Labura juga ingin mendorong hilirisasi sebagai bagian dari pembangunan daerah.
"Program ini diharapkan menjadi model pengelolaan sawit yang ramah lingkungan, mendukung ketahanan pangan, dan menguntungkan secara ekonomi. Sebagai bentuk komitmen, kami akan memasukkan inisiatif ini ke dalam RPJMD Labura," harapnya terkait program STIFAL yang sudah berlangsung sejak 2022 lalu di Labura.
Sementara Kadis Pertanian Sudarija menyebutkan, pengembangan pupuk organik TKKS itu merupakan langkah inovatif yang digagas ICRAF melalui SFITAL untuk mengatasi tantangan kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia. "Kami berharap tujuh desa percontohan SFITAL kini menjadi model pengembangan pupuk organik yang diharapkan dapat direplikasi di desa-desa lain,” ujarnya.
Sedangkan Endri Martini, Peneliti Ahli Agroforestri, CIFOR-ICRAF Program Indonesia pada kesempatan itu menyampaikan, pupuk organik TKKS, dengan kandungan nitrogen yang lebih tinggi, berpotensi tidak hanya meningkatkan kualitas tanah, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian, membuka peluang usaha baru bagi petani dan kelompok tani, sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.
Dijelaskannya, inisiasi dan inovatif tersebut bermula pada sulitnya akses petani terhadap pupuk dan tersedianya cukup banyak bahan baku limbah tandan kosong. Untuk itu membangun kemitraan ini cukup krusial bersama para pihak, sehingga kemitraan ini terbentuk dan berkelanjutan meski Program SFITAL telah berakhir.
Kegiatan tersebut merupakan kerjasama Pemkab Labura, Reinforest Alliance, Masyarakat Agroforestri Indonesia (MAFI) dan beberapa perusahaan kelapa sawit yang terkoneksi dengan tujuh desa percontohan SFITAL, untuk mengembangkan model bisnis pupuk organik berbasis TKKS.
Lokakarya bertajuk “Membangun Kemitraan Pengembangan Usaha Pupuk Organik Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Kabupaten Labuhanbatu Utara” itu dilaksanakan untuk membahas potensi pengembangan pupuk organik TKKS. Tujuannya mendorong kemitraan antara pemerintah, petani dan sektor swasta guna mengoptimalkan limbah sawit sebagai sumber daya bernilai ekonomi dan ekologis.