Barulah kemudian dihasilkan keuntungan bersih sebelum bunga dan pajak. Istilah akuntansinya disebut earning before interest and tax (EBIT). Setelah dikurangi pajak dan bunga barulah diketahui jumlah keuntungan atau SHU bersih yang kemudian akan dibagi.
Notasinya adalah sebagai berikut:
P - HPP = SK - BB = SHU
Keterangan:
P = Penjualan
HPP = Harga Pokok Penjulan
SK = SHU Kotor
BB = Biaya -Biaya
SHU = Sisa Hasil Usaha ( Rugi/Untung).
Dalam sistem perusahaan umumnya, keuntungan diputuskan pembagian biasanya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan kalau di perusahaan koperasi disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Di dalam RAT inilah keputusan pembagian SHU itu dibuat. Istilahnya adalah Devidend Policy (Kebijakan Keuntungan). Biasanya ada yang ditahan jadi cadangan dan dibagi.
Di koperasi dibagi lebih rinci lagi. Ada yang dijadikan cadangan untuk memupuk modal tambahan koperasi, dibagi ke anggota, untuk bagian direksi/pengurus/pengawasnya, untuk alokasi dana sosial dan pendidikan. Tapi semua tergantung dari keputusan perusahaan koperasi.
Sementara sistem divvy itu diambil berdasarkan pada kontribusi anggota yang tidak hanya didasarkan pada kepesertaan modal finansialnya. Tapi juga didasarkan pada kontribusi lainya.
Sebut saja jika dalam koperasi konsumen maka di dasarkan pada prinsip mereka yang belanja lebih banyak mendapatkan untung lebih banyak, buy more get more.
Cara menghitungnya adalah dengan cara dari keuntungan yang dibagi untuk anggota kemudian ditentukan dahulu dalam RAT berapa besar prosentase yang dihitung berdasarkan modal dan berapa besar yang ditentukan berdasarkan transaksi.
Misalnya untuk koperasi konsumen adalah berdasarkan berapa banyak belanja mereka. Ini bisa diwujudkan menjadi sistem poin SHU.
Dalam sistem penganggaran keuangan dan program kerja koperasi juga akan dapat lebih mudah diukur dan diprediksi karena setiap anggota dapat langsung diukur kemampuannya secara rekam statistik untuk turut memanfaatkan layanan, berkontribusi dalam permodalan yang dibutuhkan serta ikut serta dalam aktifitas program kerja pendukungan bagi perusahaan koperasi.
Perusahaan koperasi tak hanya memiliki kecanggihan dalam manajemen karena membagi keuntungan kepada konsumennya, tapi juga dalam mengambil keputusan dasarnya adalah setiap orang sama, sehingga akan mampu ciptakan sistem yang berkeadilan bagi semua.
Sehingga konsentrasi pengambilan keputusan tidak tertumpu pada satu orang. Keadilan, dan juga kendali atas kerusakan sistem perusahaan akan lebih dapat jaminannya.
Kesimpulannya, sistem divvy merupakan keunggulan komparatif dari perusahaan yang berbentuk koperasi.
Hanya sayangnya keunggulan ini di Indonesia belum diterapkan bahkan belum diajarkan di sekolah dan kampus. Belum ada teks atau satuan materi kuliah yang memuat formula tentang model pembagian keuntungan koperasi tersebut.
Model seperti ini sebenarnya sangat potensial untuk diterapkan di dalam praktik perkoperasian di Indonesia. Sebagaimana menurut F. Engel, praktik itu berkembang karena teori dan teori berkembang itu karena praktik.
*) Penulis adalah Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) dan CEO Induk Koperasi Usaha Rakyat (INKUR)
ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rahasia sukses koperasi besar dunia