Medan (ANTARA) - Sultan Deli XIV, Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam menganugerahkan gelar kebangsawanan Datuk Seri Duta Peduka Raja kepada tokoh nasional Dr Rahmat Shah yang dikenal sebagai filantropis dan konservasionis.
Sultan Deli memberikan anugerah, karena Datuk Seri Duta Peduka Raja Rahmat Shah telah mengambil bagian penting dalam sejarah penyelamatan lingkungan hidup. Rahmat Shah juga menghabiskan waktu, pikiran, tenaga, dana, dan menggerakkan semua elemen masyarakat, semua pemangku kepentingan untuk mengambil bagian dari tugas mulia tersebut.
“Gelar itu disematkan kepada orang yang tepat. Orang yang telah mendedikasikan diri sepanjang hayatnya, terutama dalam menjaga kelestarian budaya dan lingkungan hidup. Rahmat Shah adalah duta yang menyuarakan pentingnya menyelamatkan planet bumi beserta makhluk dan plasma nutfah yang ada di dalamnya. Tidak saja lingkungan hayati, tapi juga non-hayati,” kata Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam dalam keterangan yang diterima di Medan, Minggu.
Sultan menyebutkan dalam kaitannya dengan anugerah itu, karena keberadaan Kesultanan Deli, yang memiliki perjalanan sejarah sejak empat abad silam, telah mempertahankan keberadaan hutan.
”Tidak semua hutan ditebang untuk membuka lahan-lahan perkebunan besar. Bahkan, di dalam wilayah konsesi perkebunan, Sultan Deli memasukkan satu klausul yang penting dalam penyelamatan lingkungan,” katanya.
Keputusan untuk menganugerahkan gelar kebangsawanan itu, menurut Sultan Deli, telah melalui pemikiran dan permusyawaratan yang mendalam oleh kerapatan adat Kesultanan Deli, mengingat Kesultanan Deli tidak memiliki tradisi secara berkala menganugerahkan gelar-gelar kebangsawanan tersebut.
“Pertimbangan utama kami untuk menganugerahkan gelar kebangsawanan ini setelah menyaksikan betapa kerasnya perjuangan Dr Rahmat Shah untuk menyelamatkan lingkungan hidup, bumi tempat semua makhluk hidup bermukim,” ujarnya.
Sementara itu, Prof OK Saidin, Gelar Datuk Seri Amar Lela Cendikia, yang menyampaikan sinopsis sosok Dr Rahmat Shah, menyebutkan Dr Rahmat Shah yang dilahirkan Simalungun, Sumut, dari ayah Gulrang Shah dan ibu Syarifah dari Batu Bara, pada 23 Oktober 1950.
Rahmat merupakan salah seorang tokoh konservasi alam terkemuka di dunia.
“Rahmat Shah orang Indonesia pertama, peraih penghargaan African Big Five Grand Slam Award, menjelajahi berbagai hutan di Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Australia, dan beberapa negara di Afrika. Rahmat Shah juga tokoh yang tercatat dalam Safari Club International Museum di Tucson, Arizona,” kata Prof OK Saidin.
Prestasi internasional lainnya, menurut OK Saidin, Rahmat merupakan penerima The International Conservation Award, Dangerous Game of Africa, World Hunting Award di Amerika Serikat pada 1995, ditunjuk sebagai Master Measurer untuk Safari Club International, dan tiga kali ditunjuk sebagai Perwakilan Regional Safari Club International untuk China dan Jepang.
“Pengabdiannya untuk ilmu pengetahuan, antara lain dengan mengalokasikan dananya melalui Rahmat International Wildlife Museum and Gallery, sebuah museum untuk ilmu pengetahuan satu-satunya di Asia,” ujar OK Saidin.
Acara pemberian gelar Dr Rahmat Shah, antara lain dihadiri Pemangku Sultan Deli XIV, Tengku Hamdy Osman Delikhan Al-Haj, gelar Tengku Raja Muda Deli Datuq Empat Suku, Datuq Syaifi Ichsan gelar Datuq Seri Indera Pahlawan Diraja.
Selain itu, Kepala Urung Serbanyaman, Datuq Adil Freddy Haberham, SE gelar Datuq Seri Setia Diraja, Kepala Urung Sepuluh Dua Kuta, Datuq Ahmad Fauzi Moeris Al Haj gelar Datuq Seri Indera Asmara, Kepala Urung Sukapiring, Wan Fachrurozi Muslim Baros gelar Kejeruan Senembah Deli, Kepala Urung Senembah Deli.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sultan Deli berikan gelar kebangsawanan kepada Rahmat Shah