Medan, Sumut (ANTARA) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum berkolaborasi dengan berbagai pihak membudidayakan ikan jurung atau dikenal sebagai "Ikan Dewa", yang menjadi endemik lokal di Sungai Asahan, Sumatra Utara.
Corporate Secretary Inalum Mahyaruddin Ende di Medan, Sumut, Kamis, mengatakan budi daya tersebut dilakukan sebagai langkah perusahaan dalam mendukung kelestarian alam di kawasan Sungai Asahan.
Apalagi, menurutnya, ikan jurung merupakan ikan yang dihormati dalam budaya Batak dan secara ekonomi memiliki nilai yang baik dalam komoditas perikanan.
"Ikan jurung merupakan endemik lokal Sungai Asahan. Inalum, yang selama ini sangat tergantung pada aliran Sungai Asahan untuk menggerakkan turbin berinisiatif untuk turut serta menjaga salah satu fauna Sumatera Utara ini. Apalagi secara ekonomi, komoditas ikan jurung cukup tinggi secara harga karena peminatnya yang cukup banyak," katanya.
Ikan jurung atau yang memiliki nama latin Neolissochilus sumatranus (Cyprinidae) merupakan salah satu ikan endemik di Sumatra Utara dengan salah satu habitat di Sungai Asahan.
Keberadaan ikan jurung di sungai Asahan mulai terancam diakibatkan kebiasaan masyarakat sekitar menangkap ikan tanpa melakukan pengembangbiakan serta pemanfaatan Sungai Asahan untuk kepentingan usaha berbagai perusahaan.
Maka, untuk melestarikan ikan jurung Sungai Asahan, Inalum bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Asahan dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mutiara Sungai Asahan melakukan upaya budi daya.
Dalam proses konservasi, ada tiga jenis ikan jurung yang dibudi daya, yaitu Tor Soro, Tor Tambroides, dan Tor Douronensis.
Dari ketiga jenis ikan tersebut, Tor Soro merupakan spesies yang saat ini berhasil dibudidayakan UPR Mutiara Sungai Asahan pada September 2021 melalui pemijahan semi buatan dan menghasilkan 1.000 ekor. Hingga April 2023, benih ikan tersebut sudah berukuran 7-10 cm.
Di pasar perikanan, ikan jurung termasuk komoditas dengan nilai ekonomi yang menggiurkan. Memiliki ukuran yang cukup besar dan rasa yang cukup enak, ikan jurung menjadi salah satu ikan yang menjadi menu kuliner masyarakat suku Batak di Sumut ketika melakukan upacara-upacara adat.
Tak heran ikan ini memiliki harga yang bisa dikatakan cukup tinggi di pasaran dengan harga satu kilogram mencapai Rp1 juta dalam keadaan hidup dan Rp350 ribu dalam keadaan mati.
Dalam program budi daya, Inalum melakukan program sejak 2021 hingga 2025. Selama lima tahun, Inalum melakukan tujuh program utama yaitu pemijahan, pembangunan laboratorium, pembangunan kolam, pemeliharaan induk, pelepasliaran, dan pendampingan sertifikasi dan penjualan.
Diharapkan, dengan ketujuh program tersebut, ikan jurung bisa hadir lebih banyak di Sungai Asahan dan bisa membawa ikan jurung yang kebanggaan Sumatra Utara dan Indonesia untuk berenang di pasar internasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Inalum budi dayakan ikan jurung di Sungai Asahan