Ekonom: Fenomena "makan tabungan" terutama dipengaruhi kelas menengah
Rabu, 27 Desember 2023 15:21 WIB 837
Hal itu juga diikuti dengan melambatnya tingkat tabungan di kalangan masyarakat kelas menengah.
“Kalau kelas bawah kan umumnya dari dulu susah nabung, tapi kalau kalangan menengah semestinya sebagian income mereka masih bisa ditabung. Kalau semakin kecil tabungannya berarti kalangan menengah semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya," ujarnya lagi.
Berdasarkan survei konsumen oleh Bank Indonesia (BI), rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) mengalami penurunan dari 15,7 persen pada Oktober 2023 menjadi 15,4 persen pada November 2023.
Kemudian, proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) juga turut mengalami penurunan dari 75,6 persen pada Oktober 2023 menjadi 75,3 persen pada November 2023.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan proporsi pembayaran cicilan atau utang (debt to income ratio) yang mengalami peningkatan menjadi 9,3 persen pada November 2023, dibandingkan bulan Oktober 2023 sebesar 8,8 persen.
"Jadi yang disampaikan dari survei BI itu adalah proporsi tabungan dan juga pembayaran cicilan kredit terhadap total income, yang mana untuk tabungan semakin kecil proporsinya, sementara yang konsumsi semakin besar dan juga cicilan relatif stabil," kata Faisal.
Adapun dari sisi dana pihak ketiga (DPK) perbankan, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengamini bahwa memang terjadi perlambatan pertumbuhan DPK pada November 2023 yang tercatat sebesar 3,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“DPK itu bukan melemah, tapi pertumbuhannya tahun ini sampai Desember lebih kecil daripada periode yang sama tahun lalu, bukannya melemah. Kalau melemah itu negatif, ini tidak negatif jadi tumbuh. Tapi lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” kata Mahendra.
Tercatat DPK perbankan pada November 2023 sebesar 3,04 persen yoy, mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama pada 2022 yang tercatat sebesar 6,61 persen.
Ia menilai tingkat pertumbuhan DPK di rentang 3 persen tahun ini merupakan hal yang normal. Jika ingin dibandingkan, menurutnya lagi, perlu membandingkan pertumbuhan DPK pada masa prapandemi. Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa perlambatan pertumbuhan DPK tahun ini merupakan hal yang tak perlu dikhawatirkan.
Baca juga: Tabungan transaksional BTN naik 7,24 persen hingga Agustus 2023
Baca juga: BTN Syariah akan jadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ekonom: Fenomena "makan tabungan" utamanya dipengaruhi kelas menengah