Nantinya, beras yang didistribusikan ke penggilingan akan dikemas dalam karung-karung yang masing-masing seberat 50 kilogram. Adapun beras SPHP hanya terdapat dalam karung lima kilogram.
Saat ini, Arif menyebut bahwa Perum Bulog Sumut belum memastikan berapa alokasi beras komersial untuk penggilingan.
"Kami sedang menunggu jawaban dari pusat mengenai usulan alokasi kami," tutur dia.
Pemerintah melalui Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi meminta Perum Bulog untuk mengucurkan 200 ribu ton beras komersial ke penggilingan-penggilingan padi dalam negeri.
Kebijakan itu melengkapi upaya-upaya yang sudah dilakukan pemerintah, seperti distribusi beras SPHP dan bantuan pangan beras, untuk menekan harga beras yang masih tinggi.
Arief, yang juga sempat menjabat Pelaksana Tugas Menteri Pertanian, menilai distribusi penyaluran komersial Bulog merupakan langkah yang menguntungkan bagi berbagai pihak mulai dari pemerintah, pelaku usaha penggilingan padi, hingga masyarakat.
"Ada 'win-win solution'. Penggilingan padi kekurangan gabah kering bisa tetap melakukan aktivitas, repacking (pengemasan ulang) dan lain-lain. Bulog juga bisa mempercepat beras komersialnya, masyarakat ada pilihan beras untuk memperoleh harga yang cukup bersaing," ujar dia.