Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan masyarakat, Spesialis Kedokteran Jiwa Dr dr Kristiana Siste Kurniasanti mengatakan kelas ekonomi seseorang tidak memiliki hubungan yang kuat dengan kebiasaan seseorang dalam bermain judi online.
"Penelitian mengatakan tidak ada hubungannya kelas ekonomi dengan kebiasaan judi online, tapi kelas ekonomi berhubungan dengan jenis judi dan taruhannya," katanya dalam siniar tentang judi online yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Kristiana mengungkapkan kelas ekonomi rendah saat ini bisa memulai untuk melakukan judi online dengan modal serendah Rp2 ribu. Demikian pula dengan kelas ekonomi atas yang bisa melakukan judi dengan taruhan yang besar.
Menurutnya, faktor utama yang menyebabkan seseorang kecanduan bermain judi online adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya, serta kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang.
Dia mencontohkan dengan pemain judi yang berhenti setelah kalah di suatu titik, yang berarti bisa mengendalikan dirinya. Kemudian dengan pemain judi lainnya yang tidak berhenti sampai memenangkan pertaruhannya, yang berarti tidak bisa mengendalikan dirinya.
"Sebenarnya faktor lingkungan juga mempengaruhi orang lain untuk ikut main (judi online), tapi tidak menjadi satu-satunya faktor yang membuat seseorang kecanduan kalau individunya sendiri bisa mengatakan tidak," tambahnya yang juga Kepala Divisi Psikiatri Adiksi, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).