Lebih dalam Hilga juga menjelaskan, membuat bekal untuk anak tak perlu harus satu kotak penuh. Namun, yang harus diperhatikan adalah komposisi gizi dari isi kotak bekal tersebut.
Orang tua juga perlu mengetahui bahwa kebutuhan gizi setiap anak berbeda-beda. Oleh sebab itulah, penting bagi para orang tua memeriksakan anak secara rutin untuk mengetahui seberapa banyak gizi yang dibutuhkan anak masing-masing.
“Kebutuhan gizi anak itu beda-beda, dari umur 0 bulan sampai kita dewasa itu berbeda, sehingga ada angka kecukupan gizi sesuai dengan masing-masing usia,” terang Hilga.
Terkait dengan tumbuh kembang anak balita, orang tua dapat memantaunya melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal balita berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U) dan berdasarkan jenis kelamin. Untuk kurva, KMS pada anak laki-laki berwarna biru dan anak perempuan berwarna merah muda.
Oleh sebab itu Hilga mengingatkan para orang tua untuk mempelajari cara membaca KMS, karena melalui KMS orang tua dapat memantau perubahan anaknya selama tumbuh dan berkembang, mengingat pertumbuhan kurva setiap anak bisa berbeda.
"Dengan pemeriksaan berkala dan memantau KMS, maka orang tua bisa menghindarkan anaknya dari stunting karena kebutuhan gizi anak bisa terpantau," tutup Hilga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ahli gizi sampaikan cara membuat bekal anak yang sehat