Dia mengungkapkan salah satu persoalan terkait penanganan TBC adalah penderita yang tidak disiplin meminum obat sesuai jangka waktu yang dianjurkan.
"Obatnya itu minimal enam bulan mesti dia minum. Pilnya banyak antara lima sampai tujuh pil. Jadi orang malas nggak disiplin minum obat sampai selesai. Kalau dia nggak disiplin sampai selesai, karena ini antibiotik, nanti dia bisa jadi resisten, ini lebih susah lagi. Obatnya bisa sampai 20 bulan, dia (harus) minum terus,” kata Menkes Budi.
Untuk mengatasi hal itu pemerintah akan menggerakkan komponen masyarakat guna membantu menyosialisasikan ketentuan meminum obat TBC.
Menkes juga secara langsung memohon kesediaan Presiden Jokowi untuk bisa meng-endorse atau mendukung anjuran minum obat TBC kepada masyarakat.
Lebih jauh Menkes Budi juga mengatakan saat ini sudah ada tiga potensi vaksin TBC baru yang segera didatangkan sebagai bentuk pencegahan TBC yakni Vaksin TB protein rekombinan dari Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF) dan dua kandidat vaksin lain yang sedang dikaji pemerintah yakni mRNA (BioNTech - Biofarma) dan viral vector (CanSino - Etana).
Menurutnya vaksin mRNA lebih cepat layaknya vaksin Pfizer dan Moderna dalam penanganan COVID-19.
Presiden perintahkan Menkes segera deteksi penderita TBC di Indonesia
Selasa, 18 Juli 2023 23:05 WIB 1119