"Akibatnya, proses pembelajaran pada tingkat PAUD cenderung berfokus pada pembinaan calistung sehingga pada diri anak muncul pemahaman bahwa belajar adalah hal yang tidak menyenangkan dan anak merasa terpaksa untuk sekolah," jelasnya pula.
Wali Kota Binjai melanjutkan, kebijakan merdeka belajar untuk mendukung transisi PAUD ke SD yang menyenangkan hendaknya tidak diartikan sebagai larangan mengenalkan calistung di tingkat PAUD. Tetapi untuk memberikan pemahaman bahwa kemampuan membaca menulis dan berhitung bukanlah tujuan utama yang ingin dicapai.
"Mari kita berhenti memaknai bahwa calistung adalah bukti keberhasilan pembelajaran pada anak usia dini, karena proses pendidikan di PAUD dan kelas awal SD semestinya berfokus pada upaya membangun enam kemampuan fondasi awal anak," ucap Wali Kota Binjai.
Enam kemampuan fondasi awal yang dimaksud diantaranya kemampuan terkait agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa, kematangan emosi, kematangan kognitif, pengembangan kemampuan motorik dan perawatan diri, serta pemaknaan belajar sebagai hal yang menyenangkan dan positif.
"Melalui momentum ini saya ingin mengajak seluruh jajaran pemerintah kota Binjai serta seluruh satuan pendidikan untuk mendukung dan menyukseskan gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, agar anak-anak kita menjadi anak yang berkualitas dan berdaya saing global," tegasnya.