Lebih lanjut Imran juga menyebutkan lima kabupaten/kota dengan Case Fatality Rate (CFR) tertinggi di tahun 2023 adalah Kabupaten Kaur 33,3 persen, Majene sebesar 25,0 persen, Bangka Selatan 10,6 persen, Muara Enim mencapai 9,5 persen dan Kepulauan Sangihe 8 persen.
Menurutnya kenaikan kasus tersebut dipicu oleh El Nino, sebuah fenomena pemanasan suhu muka laut yang menyebabkan terjadinya kekeringan di Indonesia dan wilayah sekitarnya. Penyebab lainnya adalah pandemi COVID-19 yang sudah tiga tahun menghantam dunia.
Bila ketika pandemi hampir semua orang berada di rumah dan memiliki waktu untuk membenahi lingkungannya menjadi lebih bersih dan sehat. Namun setelah pandemi jadi lebih terkendali, orang mulai meninggalkan kebiasaan itu akibat sibuk bekerja atau memilih pergi keluar rumah.
Contohnya di tahun 2022 lalu, ketika Kemenkes mengadakan kunjungan ke sejumlah hotel yang tutup akibat pandemi COVID-19, ditemukan air di sekitar hotel terkait tidak dalam kondisi yang bersih.
"Pemecatan karyawan juga berimbas pada ditemukanya perindukan-perindukan nyamuk di sejumlah genangan air. Maka dari itu, saya minta partisipasi semua pihak harus diperkuat, dilakukan secara sinergis dan berkesinambungan,” ujar Imran.
Dengan demikian Imran mengajak setiap pihak untuk menghadapi El Nino dengan bersikap siaga dan menjaga kebersihan lingkungan, meski waktu hujan hanya turun dalam waktu-waktu tertentu. Diharapkan masyarakat sampai tingkat terbawah mulai menggiatkan kegiatan 3M Plus agar tidak ada jentik nyamuk yang hidup di sekitar rumah.
3M Plus itu adalah menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas dan mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.
“Kita harus selalu berinovasi untuk melakukan pengendalian atau penanggulangan dengue ini,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes temukan 35.694 kasus dengue di awal tahun 2023