Penyakit Kawasaki juga dapat memunculkan gejala seperti nyeri sendi, nyeri perut, diare, muntah, kelelahan dan penurunan nafsu makan.
“Jika Anda melihat gejala yang mencurigakan pada anak, segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat. Pengobatan yang diberikan secara dini dapat membantu mengurangi risiko komplikasi yang serius,” ucap Aditya.
Dokter subspesialis kardiologi pediatrik dan penyakit jantung bawaan itu mengatakan penyakit Kawasaki berbeda dengan penyakit jantung yang biasa menyerang orang dewasa, yang disebut penyakit jantung coroner (PJK). Apabila penyakit Kawasaki tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan komplikasi pelebaran pembuluh darah arteri koroner yang berpotensi menyebabkan penumpukan bekuan darah di pembuluh darah koroner hingga pada akhirnya menyumbat total pembuluh darah koroner.
Gejala yang ditimbulkan akan menyerupai gejala serangan jantung pada pasien dewasa, yaitu nyeri dada seperti ditimpa benda berat dan bila tidak cepat ditolong dapat berakibat fatal.
Tata laksana pengobatan penyakit Kawasaki yang umum digunakan adalah melibatkan kombinasi aspirin dosis tinggi yang diberikan hingga demam mereda dan imunoglobulin intravena (IVIG), yang direkomendasikan oleh American Heart Association. Terapi itu bertujuan untuk mengurangi peradangan, mencegah komplikasi, dan mempercepat pemulihan.
“Dalam pengobatan Kawasaki, IVIG diberikan dalam dosis tinggi melalui infus intravena untuk mengurangi peradangan dan mencegah perkembangan aneurisma koroner. Pemberian IVIG biasanya dilakukan hanya sekali, biasanya selama 10-12 jam,” ucap dokter lulusan Universitas Sumatera Utara itu.