Medan (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara (Sumut) memastikan bahwa stok gula pasir di Sumut aman, di tengah masih tingginya harga komoditas tersebut pada beberapa pasar tradisional di provinsi beribu kota Medan ini.
"Stoknya masih aman. Sampai hari ini gula pasir ada 824 ton," kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu, di Medan, Jumat.
Secara rinci, per Kamis (25/5), stok gula pasir di Sumut ada 824,25 ton dengan stok terbanyak terdapat di Gudang Bulog Kantor Cabang Medan yakni 641,6 ton.
Kemudian, ada 32 ton di Gudang Kantor Cabang Kabanjahe, lalu 21,35 ton di Kantor Cabang Pematang Siantar, 23,85 ton di Kantor Cabang Kisaran, 21,98 ton di Kantor Cabang Pembantu Rantauprapat, 27,8 ton di Kantor Cabang Pembantu Padang Sidempuan, 25,9 ton di Kantor Cabang Pembantu Gunung Sitoli, dan 29,78 ton di Kantor Cabang Pembantu Sibolga.
Untuk harga gula pasir Bulog, Arif Mandu menyebut bahwa pihaknya menetapkan di Rp13.500 per kilogram.
Harga tersebut lebih murah dari harga rata-rata gula pasir lokal di Sumut, berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, sampai Jumat, yaitu Rp14.750 per kilogram.
Harga termahal gula pasir lokal itu ada di Gunung Sitoli, yakni rata-rata Rp15.250 per kilogram dan termurah di Medan yaitu Rp14.200/kg.
Adapun untuk harga gula premium di Sumut rata-rata mencapai Rp16.200 per kilogram.
Dari pantauan di pasar tradisional Kota Medan, Kamis (25/5), para pedagang masih mengeluhkan tingginya harga gula pasir yang membuat pembeli mereka berkurang.
Di Pasar Pulo Brayan, Medan, misalnya, gula pasir dijual dengan harga Rp14 ribu per kilogram. Padahal, pedagang menyebut, harga normal gula pasir berada di kisaran Rp13.000-Rp13.500 per kilogram.
Pengamat ekonomi Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin menyarankan, agar jika harga gula pasir terus meninggi, Pemerintah Provinsi Sumut melakukan operasi pasar.
"Kalau memang diperlukan, intervensi bisa dilakukan. Untuk skala yang lebih luas, andai harga gula pasir ini semakin melambung, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk impor," kata Gunawan.