Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengajak pemilih pemula di daerah ini untuk tidak takut membicarakan politik asalkan tidak menjelekkan dan menjatuhkan pihak lain.
"Ada orang bilang, politik tidak boleh masuk ke mahasiswa, oh salah itu, sangat salah, mahasiswa harus membahas politik, tapi mahasiswa tidak boleh digiring politik," ujar Edy saat memberi sambutan pada Acara "Edukasi Pemilih Pemula Menuju Pemilu 2024", di Medan, Jumat.
Menurutnya, para pemilih pemula sangat ideal untuk membahas politik. Namun, ia menegaskan para pemilih pemula harus bijak untuk menjadi pemilih dalam Pemilu 2024.
"Saya mendorong pemilih pemula atau kaum milenial untuk bijak menentukan pimpinan untuk lima tahun ke depan pada Pemilu 2024, baik pemilihan legislatif, pemilih presiden, dan pemilihan DPD hingga pemilihan kepala daerah," katanya.
Edy mengimbau masyarakat, terutama pemilih pemula untuk bersama-sama menangkal hoax dan ujaran kebencian pada Pemilu 2024 karena hal itu dapat memecah persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.
"Begitu indah, di luar sana kritik-kritik, tapi jangan sampai negatif, jangan menjadinya bahan 'gibah'. Jangan main-main dengan hoax," katanya.
Baca juga: Target Gubernur Edy perbaiki 70 persen jalan rusak di Sumut
Sementara itu, Komisioner KPU Sumut Benget Silitonga mengatakan 50 persen lebih pemilih pada Pemilu 2024 berasal dari kalangan usia 17 hingga 45 tahun. Hal itu merupakan bonus demografi yang luar biasa.
"Dalam konteks politik elektoral, ini tentu sangat seksi, bagi peserta mau digarap dan bagi kita KPU untuk melakukan edukasi pendidikan pemilih," kata Benget Silitonga.
Benget Silitonga mengungkapkan pada zaman kemajuan teknologi informasi ini, KPU akan melakukan pendekatan dengan penggunaan sosial media.
"Jadi, mulai sejak Pemilu 2024 diluncurkan 1 tahun lalu, kita menggencarkan sosialisasi di media sosial," katanya.