Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan, ekonomi Sumut pada triwulan pertama 2023 tumbuh 4,87 persen bila dibandingkan triwulan pertama 2022 (year on year).
"Nilai produk domestik regional bruto ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku-red) Sumut pada triwulan pertama 2023 adalah Rp251,95 triliun," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers yang diikuti di Medan, Jumat.
Pada triwulan satu 2022, PDRB ADHB Sumut adalah Rp225,64 triliun.
Meski demikian, secara "quarter to quarter", pertumbuhan ekonomi Sumut pada Januari sampai Maret 2023 itu menurun atau berkontraksi 0,45 persen.
Secara nasional, pertumbuhan ekonomi Sumut triwulan I 2023 lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional periode yang sama (year on year) yakni 5,03 persen.
Namun, pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I 2023 (year on year) lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera periode yang sama yaitu 4,79 persen.
Menurut BPS Sumut, catatan itu lebih baik dibandingkan sebelumnya karena pada triwulan I selama 2021-2022, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara selalu di bawah rata-rata Pulau Sumatera.
Dari ukuran tahun ke tahun, pertumbuhan ekonomi seluruh provinsi di Sumatera mengalami kenaikan, di mana lima tertinggi yakni di Kepulauan Riau (6,51 persen), Sumatera Selatan (5,11 persen) Jambi (5,00 persen), Lampung (4,96 persen) dan Sumatera Utara (4,87 persen).
Di Sumatera Utara, kalau disandingkan secara tahun ke tahun, pertumbuhan tertinggi pada triwulan I 2023 dari sisi produksi ada di sektor transportasi dan pergudangan yaitu 15,64 persen, yang memberikan 4,88 "share" terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Sumut.
Lalu berdasarkan pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (PK-LNPRT) memiliki pertumbuhan tertinggi triwulan I 2023 dengan 7,46 persen yang berkontribusi 0,86 persen terhadap PDRB Sumut.
Sementara, secara keseluruhan, sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Sumut triwulan I 2023 mayoritas berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu 2,83 persen.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki pengaruh terbesar pada nilai PDRB yakni 50,90 persen, disusul ekspor (37,91 persen) dan pembentukan modal tetap bruto (29,46 persen).
Masih terkait kontribusi terhadap PDRB, penyumbang terbesar dari sisi lapangan usaha pada triwulan I 2023 datang dari sektor pertanian (23,68 persen), perdagangan (18,94 persen), industri (18,65 persen) dan konstruksi (13,14 persen).