Medan (ANTARA) - Banjir rob yang melanda Kelurahan Bagan Deli, Medan Belawan, Kota Medan, sejak empat hari belakangan memperlambat gerak ekonomi masyarakat di wilayah tersebut.
"Dagangan saya belum ada yang beli karena air pasang. Pembeli biasanya datang setelah airnya surut," ujar Rahmayani, salah satu pedagang kepada ANTARA di Bagan Deli, Sabtu.
Meski demikian, menurut Rahmayani, warga Bagan Deli tidak mempermasalahkan hal tersebut karena banjir rob sudah terjadi di daerah itu sejak bertahun-tahun lalu.
Wargalah yang akhirnya beradaptasi dengan keadaan. Salah satu caranya, mereka meninggikan lantai warung agar tidak kebanjiran.
Selain itu, ada pula yang sengaja menutup usaha mereka sampai banjir rob itu surut atau selama tiga sampai empat jam.
Akan tetapi, seorang pedagang lain bernama Nurhayati tidak mengambil langkah demikian.
Dia lebih memilih untuk memasang pagar berongga di depan warungnya saat banjir rob tiba. Dengan demikian, dia masih bisa melayani pembeli yang bertransaksi di balik pembatas itu, meski jumlahnya tidak banyak lantaran banjir.
"Kalau pelanggan masuk nanti bisa basah semua. Gerbangnya nanti saya buka setelah banjir ini surut," kata Nurhayati.
Banjir rob di Bagan Deli terjadi karena aktivitas pasang maksimum di daerah tersebut.
Camat Medan Belawan Subhan Fajri Harahap sudah mengeluarkan peringatan tentang banjir rob itu melalui surat pemberitahuan yang dikeluarkan pada 2 April 2023.
Subhan menyatakan bahwa pasang laut bisa setinggi 2,3 meter selama satu jam mulai pukul 02.00 WIB.
Kemudian, pasang 2,7 meter berpeluang datang pada pukul 13.00-17.00 WIB. Pihak kecamatan memprediksi tingginya air pasang itu berlangsung pada 4-10 April 2023.
"Hal ini dapat berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas masyarakat serta bongkar muat di pelabuhan. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari banjir pesisir (rob) serta memerhatikan 'update' informasi cuaca maritim dari BMKG," tutur Subhan dalam surat pemberitahuannya.