Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Atal S. Depari mengingatkan kepada seluruh penerbit atau pengelola media mengenai pentingnya kemandirian mereka di hadapan platform digital demi keberlanjutan hidup media.
"Kemandirian penerbitan di hadapan platform digital ini sangat fundamental sifatnya untuk keberlanjutan hidup media," ujar Atal saat menyampaikan pidato sambutan dalam seminar internasional bertajuk Disrupsi Digital dan Tata Ulang Ekosistem Media yang Berkelanjutan, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube International Seminar and Press Counsils Delegation di Jakarta, Selasa.
Dalam kerja sama dengan platform digital, lanjut Atal, penerbit atau pengelola media tidak boleh sepenuhnya bergantung pada platform digital.
Penerbit atau pengelola media, menurut dia, semestinya tidak hanya mengandalkan kerja sama dengan platform digital dalam mendistribusikan konten, meraih pendapatan, dan mengelola data pengguna, tetapi juga harus senantiasa memiliki opsi lain di luar kolaborasi dengan platform digital untuk ketiga hal tersebut.
Hal tersebut perlu dilakukan oleh penerbit atau pengelola media karena sejauh ini kerja sama di antara kedua belah pihak itu cenderung bersifat berat sebelah.
"Fakta-fakta menunjukkan bahwa kerja sama penerbit dengan platform digital adalah bentuk hubungan yang cenderung berat sebelah, bahkan tidak ada kerja sama yang win-win (menghasilkan keuntungan bersama). Platform digital lebih banyak mengendalikan, penerbit lebih banyak dikendalikan," ucapnya.
Di samping itu, platform digital juga dapat secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu mengubah sistem algoritma dengan dampak serius terhadap distribusi konten dan mode konten berbayar dari penerbit.
Oleh karena itu, Atal berharap seminar internasional yang digelar berkat kolaborasi antara Confederation of ASEAN Journalist (CAJ), PWI, dan BBC Media Action serta melibatkan para pakar terkait sebagai narasumber itu dapat menghadirkan solusi dari persoalan kerja sama yang timpang antara penerbit atau pengelola media dan platform digital itu.
Selain itu, dia berharap pula peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2023 yang mengangkat tema Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat” dapat menjadi semangat bagi insan pers untuk melahirkan beragam solusi demi terwujudnya keuntungan bersama antara penerbit atau pengelola media dan platform digital.
Dalam kerja sama dengan platform digital, lanjut Atal, penerbit atau pengelola media tidak boleh sepenuhnya bergantung pada platform digital.
Penerbit atau pengelola media, menurut dia, semestinya tidak hanya mengandalkan kerja sama dengan platform digital dalam mendistribusikan konten, meraih pendapatan, dan mengelola data pengguna, tetapi juga harus senantiasa memiliki opsi lain di luar kolaborasi dengan platform digital untuk ketiga hal tersebut.
Hal tersebut perlu dilakukan oleh penerbit atau pengelola media karena sejauh ini kerja sama di antara kedua belah pihak itu cenderung bersifat berat sebelah.
"Fakta-fakta menunjukkan bahwa kerja sama penerbit dengan platform digital adalah bentuk hubungan yang cenderung berat sebelah, bahkan tidak ada kerja sama yang win-win (menghasilkan keuntungan bersama). Platform digital lebih banyak mengendalikan, penerbit lebih banyak dikendalikan," ucapnya.
Di samping itu, platform digital juga dapat secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu mengubah sistem algoritma dengan dampak serius terhadap distribusi konten dan mode konten berbayar dari penerbit.
Oleh karena itu, Atal berharap seminar internasional yang digelar berkat kolaborasi antara Confederation of ASEAN Journalist (CAJ), PWI, dan BBC Media Action serta melibatkan para pakar terkait sebagai narasumber itu dapat menghadirkan solusi dari persoalan kerja sama yang timpang antara penerbit atau pengelola media dan platform digital itu.
Selain itu, dia berharap pula peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2023 yang mengangkat tema Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat” dapat menjadi semangat bagi insan pers untuk melahirkan beragam solusi demi terwujudnya keuntungan bersama antara penerbit atau pengelola media dan platform digital.