Tapanuli Selatan (ANTARA) - Sedikitnya 110 hektare (ha) tanaman padi masyarakat di lima desa dan kelurahan di Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) puso akibat genangan air dan dinilai gagal panen.
"Itu akibat dampak perubahan iklim," kata Ali Husni Dalimunthe, Petugas POPT -PHP Batang Angkola- Muaratais Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Utara kepada Antara, Sabtu (12/11).
Tingginya curah hujan sejak Kamis (10/11) telah mengakibatkan bencana alam banjir pada tanaman yang merendam sedikitnya 317 ha lahan sawah di wilayah itu.
"Hasil monitoring dari 414 ha total luas tanam di lima desa dan kelurahan itu yang terkena lebih kurang 317 ha dan 110 hektare padi di antaranya puso," katanya.
Umur tanaman yang puso bervariasi mulai dari semai hingga 20 setelah tanam. Dengan varietas inpari 32, mekongga, dan lokal.
Kelurahan Sigalangan luas tanam 122 ha seluruhnya terkena dan 20 ha di antaranya puso. Kelurahan Pintu Padang II ada luas terkena sekitar 127 ha dari luas tanam 127 ha dan puso seluas 40 ha.
Lalu di Desa Huraba seluruh sekitar 53 ha luas tanam terkena dan puso 5 ha, Desa Padang Kahombu dari luas tanam 64 ha terkena 68 ha dan 25 ha di antaranya puso. Serta Desa Sorik ada sekitar 38 ha luas terkena banjir dari 48 luas tanam dan 20 ha di antaranya puso.
"Kejadian ini sudah kita laporkan ke Provinsi Sumut," ujarnya.
Menurut dia, curah hujan tinggi dan secara terus menerus menjadi faktor terjadinya areal persawahan petani/kelompok tani berubah menjadi kolam-kolam besar. Di perparah lagi saluran drainase kurang berfungsi.
Ratusan hektare pertanian di Tapsel gagal panen dampak perubahan iklim
Sabtu, 12 November 2022 14:14 WIB 3105