Tapanuli Selatan (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) soft launching Aplikasi LASTUNTAS (Layanan Aplikasi Penurunan Risiko Stunting di Tapanuli Selatan) dengan alamat website http://lastuntas.tapselkab.go.id
Perkenalan proyek perubahan aplikasi LASTUNTAS di Aula Bappeda Tapsel, Selasa (8/11) tersebut dihadiri sekaligus dibuka Bupati Tapsel Dolly P. Pasaribu.
Pemkab Tapsel, kata Dolly memberikan apresiasi kepada Kepala Bappeda Tapsel Chairul Rizal Lubis yang telah memperkenalkan aplikasi tersebut.
"Semoga jangka panjang aplikasi ini dapat menurunkan angka stunting tingkat anak balita, sekaligus mendukung Tapsel yang sehat, cerdas, dan sejahtera," harap Dolly.
Aplikasi LASTUNTAS yang dibangun Rizal yang sedang mengikuti Pim Tingkat II Pusdiklat Khan LAN-Aceh dapat menjadi contoh penanganan stunting bagi daerah lain.
Sementara Kepala Bappeda Tapsel Chairul Rizal dalam presentase mengatakan bahwa Aplikasi LASTUNTAS merupakan layanan informasi bagi masyarakat tentang stunting dan sebagai sarana/alat untuk memudahkan koordinasi dan kolaborasi antar dinas (OPD )dan pemangku kepentingan lainnya terkait stunting.
"Penanganan stunting tidak saja tugas pemerintah semata, tetapi juga melibatkan akademisi, swasta, media, dan masyarakat," sebut Rizal.
Rizal optimis Aplikasi LASTUNTAS ini cukup efektif dalam mengetahui perkembangan termasuk risiko stunting di Tapsel, juga memudahkan untuk melakukan cascade ( pemetaan wilayah penanganan) sebagai dasar perencanaan berbagai program kegiatan untuk intervensi dalam rangka penurunan stunting dan resiko stunting.
Pusdatin Pusat dalam data Tahun 2021 menyebut ada sekitar 27 ribu jumlah Balita orang anak Balita Tapsel. Sedang SSGI (Studi Status Giji Indonesia) Tahun 2021 menyebut 30,8 persen dari 27 ribu itu terindikasi stunting.
Menurut Rizal, penyebab stunting dipengaruhi oleh dua faktor penting yakni kurang gizi dan sanitasi buruk terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan terhitung sejak hamil hingga bayi berusia dua tahun karena di masa itu pertumbuhan otak dan kecerdasan.
Kemudian sanitasi yang buruk terutama belum tersedianya jamban yang sehat dan belum tersedianya air bersih sehingga rawan bagi bayi karena dapat menyebabkan diare.
"Intervensi sejak dini perlu dilakukan sejak calon penganti (catin) agar nantinya menata kehamilan dengan hamil tidak terlalu muda kurang dari 17 tahun, tidak hamil terlalu tua lebih dari 35 tahun, tidak memiliki anak terlalu rapat dan terlalu banyak," tambahnya.
Dalam kesempatan itu Rizal mengajak masyarakat untuk budayakan pola prilaku hidup sehat dengan stop buang air besar sembarangan.
Bappeda Tapsel kenalkan Aplikasi LASTUNTAS
Rabu, 9 November 2022 6:29 WIB 2973