Sidikalang (ANTARA) - Bupati Dairi, Sumatera Utara, Eddy Keleng Ate Berutu merespons dengan cepat permintaan Presiden Joko Widodo agar setiap kepala daerah mampu mengantisipasi ancaman inflasi dan resesi global.
Mengantisipasi ancaman tersebut, Bupati Eddy mengambil langkah cepat dan strategis untuk mempersiapkan Dairi menjadi sentra pertanian terpadu hortikultura di Sumatera Utara. Komoditi yang diandalkan adalah cabai, bawang, kentang, dan kubis).
Bupati mengatakan sentra pertanian terpadu tersebut akan dimulai dengan pencanangan di lahan seluas 22 hektar di Kecamatan Parbuluan sebagai pilot project untuk keseluruhan lahan yang disiapkan seluas 500 hektar.
Eddy Berutu mengatakan konsep pertanian terpadu yang digagasnya itu disebut Agri Unggul. “Agri Unggul ini adalah usaha pertanian skala besar berbasis klaster, yang terdiri dari multi komoditas seperti pangan, hortikultura, ternak, dan perkebunan me ngandalkan mekanisasi, modernisasi pertanian, dan sistem digitalisasi dengan kelembagaan pengkorporasikan petani yang selanjutnya menghasilkan hilirisasi produksi pertanian,” ujar Bupati Eddy.
Eddy melanjutkan, Agri Unggul ini, Rabu, 28 September 2022 lalu, telah dibahas bersama stakeholder dalam bentuk bisnis matching di Gedung Nasional Jauli Manik yang dihadiri langsung Bupati Dairi, perwakilan Bank Indonesai, Otoritas Jasa Keuangan, perbankan, perwakilan Pemprov Sumatera Utara, perwakilan perusahaan swasta sebagai mitra off-taker pemerintah, dan perwakilan petani.
Eddy Berutu menyampaikan bahwa ini adalah kerja gotong royong antara banyak pihak yang dikoordinasikan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Pemkab Dairi. Dia mengatakan infrastruktur dasar, alat, dan bahan produksi sebagai stimulan diupayakan dari anggaran Pemerintah Daerah Dari, Pemprov Sumut, dan Kementrian Pertanian.
“Upaya dan faktor produksi lain dipersiapkan secara kolaboratif oleh petani melalui Koperasi Cimata sebagai koperasi produsen, pembiayaan oleh perbankan BRI dan Bank Sumut, penyediaan sarana prasarana dari berbagai mitra dan hasil akhirr akan dibeli oleh perusahaan mitra dan pemerintah kabupaten/kota lain sebagai pembeli,” ujar Bupati Dairi.
“Ini tugas besar dan strategis untuk pengalihan inflasi Sumut dan upaya menciptakan Dairi sebagai lumbung pertanian terpadu,” katanya menambahkan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta seluruh lembaga negara, gubernur, bupati, dan wali kota harus kompak menghadapi inflasi dan badai resesi global. Presiden menyinggung soal gelapnya perekonomian pada 2023 saat memberi sambutan pada acara pengarahan Presiden RI kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati di Jakarta Convention Center, Kamis (29/9/2022).
Menurut Jokowi, hingga saat ini masih belum bisa dikalkulasikan kekuatan resesi global dan pengaruhnya terhadap situasi ekonomi. "Krisis finansial baru saja sebuah negara mengajukan APBN di Inggris, kemudian pasar melihat langsung yang namanya nilai tukar di semua negara goncang dan melemah terdepresiasi termasuk kita, hati-hati ketidakpastian ini, mengenai ketidakpastian ini," ujar Jokowi.
"Tiap hari kita selalu diingatkan dan kalau kita baca baik di media sosial, di media cetak, di media online semuanya mengenai resesi global, tahun ini sulit dan tahun depan sekali lagi saya sampaikan akan gelap. Dan kita tidak tahu badai besarnya seperti apa sekuat apa tidak bisa dikalkulasi," kata Presiden. []