Medan (ANTARA) - Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan melakukan sosialisasi terkait pemanfaatan pupuk organik kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini di Medan, Selasa, mengatakan, pihaknya turut mendorong petani agar dapat meningkatkan hasil pertaniannya, di antaranya dengan memanfaatkan penggunaan pupuk organik.
Ia mengemukakan bahwa mahasiswa Polbangtan Medan dalam melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kabupaten Toba, juga turut menyosialisasikan pemanfaatan pupuk organik kepada petani.
Sosialisasi itu, ujar dia, juga sebagai upaya untuk mendorong dan mendukung petani untuk memberdayakan potensi lokalnya, khususnya limbah pertaniannya menjadi pupuk organik dan hayati.
"Selain mengendalikan pencemaran lingkungan juga menjadi solusi dalam penyediaan pupuk berbasis limbah pertanian mandiri, untuk membuat pupuk organik dan hayati baik perorangan maupun kelompok dibimbing oleh SDM pertanian terdidik dan terlatih," kata Yuliana.
Mahasiswi Polbangtan Medan, Nanda FA mengaku antusias melaksanakan PKL untuk mendorong petani dari KWT menerapkan pemupukan berimbang padi sawah.
Selain itu, ujar Nanda, hal tersebut juga dinilai memacu anggota KWT untuk bersinergi meningkatkan indeks pertanaman secara keseluruhan, menjadi dua kali tanam dan dua kali panen.
"Efisiensi pemupukan berimbang berperan meningkatkan produksi dan pendapatan petani, keberlanjutan sistem produksi, kelestarian lingkungan dan penggunaan biaya produksi tidak berlebihan," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pemkab Toba, Sahat Manulang mengakui peningkatan indeks pertanaman dengan IP200 adalah upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas padi meningkat sehingga ketersediaan beras di wilayah Toba dapat terpenuhi.
"Peranan penyuluh dalam memotivasi kemandirian petani dalam berusaha tani, menumbuhkan pertanian adalah bisnis dan petani adalah pebisnis," kata Sahat Manulang.