Direktur STFJ Rahmad Suryadi, Senin, mengatakan, festival tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap keberlangsungan hidup orangutan dan habitatnya.
"Kita berharap semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap pelestarian orangutan, khususnya di wilayah Sumatera Utara," katanya.
Menurut dia, keberadaan orangutan saat ini sangat memprihatinkan. Selain semakin sulitnya mereka untuk berkembang biak, populasi mereka yang tersisa berada dalam ancaman nyata.
Pembukaan lahan secara besar-besaran dan maraknya perburuan dan perdagangan terhadap satwa ini tentu mengancam populasi mereka.
Untuk itu diperlukan upaya bersama secara terus menerus dan masif seluruh pihak untuk melakukan restorasi habitat orangutan di kawasan Bukit Lawang yang menjadi pusat pengamatan orangutan.
"Salah satu upaya kita dengan menggelar festival ini. Karena dalam festival ini kita sosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian orangutan," katanya.
Dalam rangkaian festival tersebut, juga dilakukan diskusi seputar lingkungan bersama wisatawan lokal maupun mancanegara dan juga lomba mewarnai bagi anak-anak yang berada di kawasan tersebut.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehutanan Daerah Sumatera Utara Panut Hadisiswoyo mengungkapkan bahwa individu orangutan menjadi perhatian internasional. Sebab orangutan memiliki keunikan dan juga punya khas, serta aset yang harus dilindungi untuk penjaga kawasan ekosistem hutan.
"Berita orangutan bisa menjadi berita Internasional, karena memang orangutan ini merupakan ikon yang berharga agar tidak punah dan spesies yang harus dilindungi sebagai penjaga hutan" ujarnya.
Dia juga menyerukan seluruh lembaga, pemerintah dan masyarakat bersama-sama bergandengan tangan menjaga keberlangsungan individu orangutan agar terhindar dari kepunahan demi keseimbangan ekosistem hutan serta mencegah terjadinya bencana banjir.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: STFJ ajak masyarakat lestarikan Orangutan melalui festival di Langkat