Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi dibuka melemah di tengah tekanan inflasi global yang masih tinggi.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.985 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.975 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah mungkin bisa melemah terhadap dolar AS hari ini dengan sentimen The Fed yang makin menguat dan kekhawatiran pasar terhadap inflasi meninggi," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Rupiah masih melemah
Menurut Ariston, pelaku pasar berekspektasi besar bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada Juli ini sebesar 75 basis poin dan pada September 50 basis poin.
"Tekanan inflasi yang masih tinggi dan situasi ketenagakerjaan yang membaik di AS mendorong ekspektasi tersebut," ujar Ariston.
Data inflasi konsumen AS pada Juni yang akan dirilis hari Kamis ini diekspektasi akan mencetak rekor tertinggi baru dalam 49 tahun yaitu sebesar 8,8 persen.
Ariston menilai agresivitas The Fed dalam menaikkan suku bunga itu melebihi bank sentral lainnya, mendorong penguatan dolar AS.
Selain itu, lanjut Ariston, meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi dan resesi mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dolar AS sehingga dolar AS semakin menguat.
Di tengah tekanan inflasi yang masih tinggi, rupiah melemah
Selasa, 12 Juli 2022 12:51 WIB 854