Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, menguat ditopang surplus neraca perdagangan Maret 2022.
Rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.356 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.381 per dolar AS.
"Surplus neraca perdagangan membantu memperkuat nilai rupiah terhadap dolar AS karena menambah suplai dolar," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 4,53 miliar dolar AS pada Maret 2022 dengan nilai ekspor 26,50 miliar dolar AS dan impor 21,97 miliar dolar AS, serta merupakan surplus neraca perdagangan selama 23 bulan secara beruntun.
Komoditas nonmigas menjadi penyumbang surplus terbesar berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Maret 2022 masih mengalami surplus 9,33 miliar dolar AS. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2021 yang angkanya surplus 5,52 miliar dolar AS dan pada 2020 yang angkanya surplus 2,54 miliar dolar AS.
"Selain itu minat pelaku pasar yang masih tinggi terhadap bursa saham Indonesia juga membantu penguatan rupiah. IHSG ditutup menguat dan terjadi net buy asing hampir Rp700 miliar," ujar Ariston.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.368 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.353 per dolar AS hingga Rp14.371 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp14.356 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.349 per dolar AS.