Medan (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan bahwa aspek kemandirian melalui inovasi dan kolaborasi sangat penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap importasi pangan, dalam hal ini kopi,gula dan kedelai.
Menurut beliau, di tengah kondisi disrupsi dan pandemi yang masih terjadi, kebutuhan pangan Indonesia ke depan harus diupayakan untuk tidak tergantung terus dengan importasi.
"Sejauh ini, ada tiga konsepsi yang akan kami lakukan ke depan, yaitu dengan melakukan pembudidayaan yang cocok, penerapan pasca panen yang benar, dan proses hilirisasi dengan sentuhan mekanisasi modern yang harus masuk pada industri untuk persiapan pasar internasional," kata Mentan Syahrul.
“Kopi Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan dengan kopi-kopi dari negara produsen kopi lainnya. Kita harus persiapkan. Mulai dari lahan, bibit yang lebih unggul, riset-riset yang baik begitu juga budidayanya, dan proses lainnya, sehingga kualitas kopi kita semakin terhebat di dunia”, tambahnya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mendorong seluruh masyarakat Indonesia untuk konsumsi kopi, gula merah dan kedelai dari hasil olahan petani Indonesia untuk mengurangi ketergantungan impor.
"Kopi serta gula semut itu adalah produk asli Indonesia. Indonesia sudah lama menjadi pengekspor kopi terbesar di dunia. Sekarang menjadi nomor dua setelah Negara Brazil. Ini artinya, Indonesia surganya para penikmat kopi.
Kita adalah eksportir terbesar di dunia. Saya berharap kita dapat meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Saya mengajak saudara-saudaraku semua sekarang diversifikasi gula putih ke gula aren. Gula merah kita bisa produksi sebanyak-banyaknya. Kurangi impor kopi, gula, kedelai. Mulai saat ini minum kopi dengan gula aren atau gula kelapa bukan gula pasir." kata Dedi.
“Mari meningkatkan pendapatan petani kita. Dengan meningkatkan pendapatan petani berarti kita ikut meningkatkan kesejahteraan para petani melalui minum kopi dengan gula aren, gula semut atau gula kelapa. Kurangi impor kedelai, kurangi impor gula putih, kurangi impor kopi dengan cara tanam kopi, gula dan kedelai sebanyak-banyaknya.
Disaat yang sama kita lakukan disersifikasi. Jangan bergantung dengan kedelai impor tapi manfaatkan kedelai lokal seperti kacang koro pedang atau kacang koro lainnya” katanya.
Dedi juga mengajak petani milenial untuk mulai melirik bisnis kopi pada produk olahan. Dengan produk kopi olahan akan meningkatkan harga pasarnya.
“Para petani milenial, mahasiswa dan calon mahasiswa, kalian adalah generasi penerus pertanian ke depan. Saya titip kepada kalian untuk terus menggenjot kopi kita ke seleuruh manca negara. Di saat yang sama kurangi ketergantungan pada impor kopi,gula dan kedelai," tegasnya.
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian (Kementan) yang bergerak di pendidikan tinggi vokasi, sangat mendukung pembangunan SDM dengan penguatan terhadap generasi muda atau petani milenial.
Salah satu wujud dukungan tersebut ditunjukkan dengan gelaran webinar online Millenial Agriculture Forum (MAF) Polbangtan Medan,Sabtu (19/03).
Webinar MAF Polbangtan Medan kali ini mengusung tema menata pasar kopi, gula dan kedelai menjadi primadona di rumah sendiri, Polbangtan Medan menghadirkan lima narasumber yang ahli di bidangnya yaitu Andriyono Kilat Adhi merupakan Atase Pertanian RI di UNI Eropa pada masanya , Sumardi selaku Ketua Koperasi Kopling Banjar Mandiri, Edy Panggabean selaku Praktisi Kopi/ Ketua LSP Kopi , K. Nababan sebagai perwakilan dari Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Sumatera Utara. Hadir pula Rayndra Syahdan Mahmudin merupakan pengusaha gula semut.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP, Idha Widi Arsanti juga mensosialisasikan tentang Penerimaan Mahasiswa Baru di Polbangtan dan Pepi Tahun Akademik 2022/2023. Idha mangatakan bahwa saat ini sedang berlangsung Penerimaan Mahasiswa Baru di Polbangtan dan Pepi melalui berbagai lima jalur yaitu Tugas Belajar untuk PNS Pertanian Pusat/Daerah, Undangan untuk Undangan SMK-PP/SMK Pertanian, Anak dari Petani yang Berprestasi, di Kawasan Program Strategis Kementan Prasejahtera dan 3T, Kerja Sama untuk Penggerak/ Calon Penggerak Pembangunan Pertanian di Daerah, Umum untuk Siswa Lulusan SMK/SMA Sederajat yang Memenuhi Persyaratan Umum dan POSKM untuk Siswa Lulusan SMK/SMA Sederajat yang Mempunyai Prestasi Akademik, Olahraga, Seni, Keilmuan, dan Minat.
“Kopi sebagai salah satu produk perkebunan dan di Polbangtan Medan juga memiliki Jurusan Perkebunan dengan sarana pembelajaran yang sudah berbasis smart farming yang disebut sebagai Teaching Factory untuk memfasilitasi mahasiswa dalam budidya, pengolahan dan pemasaran pertanian.
Saat ini kita sedang berada pada era 4.0 yang mengharuskan kita menggunakan smart farming untuk mengefektifkan dan mengefesienkan pertanian” kata Idha.
Peran pemerintah dalam mejadikan komoditi kopi, gula dan kedelai menjadi salah satu daya tarik untuk mempertahankan baik kualitas maupun kuantitas dan sebagai salah satu cara menjadikan kopi, gula dan kedelai menjadi primadona tidak hanya di rumah sendiri tapi juga di dunia.
Santi pun menyampaikan Strategi dalam pengembangan kopi, gula dan kedelai dapat dilakukan melalui penggunaan Varietas Unggul spesifikasi, penataan pola tanam, penyediaan agri input tepat guna dan waktu, peningkatan kapasitas SDM, perbaikan manajemen tebang muat angkut, penguatan kemitraan dan akses pembiayaan melalui KUR.
“Kebijakan pengembangan kopi di Indonesia fokus pada perbaikan tanaman melalui peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi, serta perluasan perkebunan kopi berbasis kawasan.
Pada sisi hilir dilakukan melalui: peningkatan efisiensi dan efektifitas pabrik gula, rayonisasi pabrik gula kemitraan dengan petani, pengembangan industri hilir, pengembangan riset, pengetatan dan tata niaga distribusi gula impor, peningkatan investasi PMA dan PMDN, serta pembangunan pabrik gula baru. Strategi tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi dalam negeri dan kesejahteraan petani” tutupnya
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini saat membuka kegiatan Millenial Agribiculture Forum mengatakan bahwa kopi, gula dan kedelai adalah 3 komoditas penting. Kopi bukan hanya tujuan ekspor kopi saat ini menjadi trend dikalangan anak muda dan oragtua baik dalam negeri maupun luar negeri.
“Kopi tanpa gula rasanya pahit, maka gula itu menjadi komoditi penting sebagai pelengkap dan sumber tenaga bagi manusia. Kementerian Pertanian menargetkan kebutuhan gula konsumsi akan bisa dipenuhi dari dalam negeri di tahun 2023.” Kata Yuliana.
“Sebagai strategi untuk mengejar swasembada pangan sudah dilakukan sejak tahun 2020 sampai dengan tahun 2023 nanti. Demikian dengan kedelai. Beberapa wilayah mengkonsumsi produk olahan kedelai dimana menjadi prioritas pelengkap makanan kita. Oleh sebab itu Kementan mendorong untuk mengurangi ketergantungan impor dengan melibatkan petani milenial” tambahnya.
Memulai usaha dapat dilakukan dari hulu ke hilir. Jadi yang diperlukan tidak hanya pengetahuan saja namun juga passion dan kemauan. Untuk menjadikan kopi, gula dan kedelai menjadi primadona di rumah sendiri maka Polbangtan Medan menghadirkan lima narasumber yang ahli dibidang kopi, gula dan kedelai.