Medan (ANTARA) - Sekitar 100 petani dan penyuluh pertanian Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam antusias mengikuti Bimbingan Teknis [Bimtek] tentang Pengembangan Smart Farming di Banda Aceh, ibukota NAD belum lama ini.
Bimtek digelar sebagai kolaborasi Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Sementara kegiatan Bimtek di Banda Aceh di bawah koordinasi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan.
Anggota Komisi IV DPR RI, Muslim mengatakan bahwa pertanian berperan penting sebagai penyedia pangan, pakan ternak dan bioenergi. Pertanian juga vital mendukung perekonomian dan stabilitas nasional.
"Pertanian berperan pula mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja, penanggulangan kemiskinan dan pertumbuhan agro-industri di hilir dan ekspor," kata Muslim dalam sambutannya saat membuka Bimtek yang dihadiri Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini.
Kegiatan Bimtek tersebut sejalan dengan seruan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa penyuluh andal akan meningkatkan produktivitas pertanian, lantaran peran pentingnya mendampingi dan mengawal petani.
"Masyarakat harus bersyukur karena Indonesia tetap mampu menjaga ketahanan pangan dalam negeri di saat banyak negara menguras devisa demi mengimpor bahan pangan selama pandemi," katanya.
Hal itu digarisbawahi pula oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa kunci sukses pembangunan pertanian adalah peningkatan produktivitas, yang berada di tangan petani dan penyuluh.
Menurutnya, BPPSDMP Kementan terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas SDM melalui melalui peningkatan kompetensi teknis, manajerial dan sosiokultural.
"Siapa SDM pertanian itu? Ya petani, penyuluh, petani milenial, Poktan, juga Gapoktan. Kami siap genjot produktivitas melalui program-program pertanian,” kata Dedi Nursyamsi.
Sedangkan Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini menambahkan bahwa petani dan penyuluh saat ini harus adaptif terhadap teknologi yang mempermudah usahatani, sejalan dengan program Kementan yang mendorong pengembangan smart farming secara masif.
"Smart farming, sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas. Petani dan penyuluh saat ini sudah menggunakan smartphone, sehingga informasi teknologi pertanian kian mudah didapat dan dipelajari," katanya.
Seruan Kementan dinilai Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar, Jakfar sebagai gayung bersambut bagi daerahnya, lantaran 80% penduduk Aceh Besar bergerak di sektor pertanian, sehingga kegiatan Bimtek tersebut sangat bermanfaat bagi pengetahuan petani dan penyuluh untuk meningkatkan produksi padi Aceh Besar.
Hadir selaku narasumber Bimtek tersebut, Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Aceh Besar, Fahrizal dan praktisi kelembagaan petani, H Ruslan.