Sipirok (ANTARA) - Petani di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, mengembangkan Kopi Arabika Sipirok yang berasal dari Tapanuli Selatan, karena dinilai memiliki nilai ekonom yang cukup tinggi.
"Bibit kopi Arabika Sipirok hasinya bagus. Sangat tepat di kembangkan di wilayah Tapanuli Utara," kata petani kopi Desa Silatom, Tapanuli Utara Albaret Pasaribu, Jumat.
Ia baru-baru ini membeli ribuan bibit Kopi Arabika Sipirok jenis Ateng Pucuk Merah untuk dikembangkan di lahan pertanian miliknya di Desa Silantom Julu, Kecamatan Pagartua, Tapanuli Utara.
Menurut Albaret bahwa sejumlah petani di wilayah mereka (Taput) sudah banyak yang membudidayakan bibit kopi arabika Sipirok, bahkan yang merintis.
"Hasil produksi nya bagus. Dan biji kopinya kami jual untuk dan menjadi Bubuk Kopi Lintong," kata Albaret yang mengaku sudah menanam bibit kopi arabika Sipirok belasan ribu batang di atas lahannya sendiri.
Sementara Kelompok Tani Maju Jaya, Nanang, menyebutkan petani kopi asal Tapanuli Utara sudah lama menjadi pelanggan. Mereka sangat menyukai bibit kopi asal Sipirok karena potensi ekonominya yang cukup menjanjikan.
Berbagai varietas bibit kopi siap tanam yang di perjualbelikan Nanang, seperti bibit Kopi Ateng Sigarar Hutang, Ateng Pucuk Merah dan Ateng Super Tim-tim p.88 yang dihargai antara sekitar Rp1.000 (umur 4 bulan) hingga Rp1.500 (umur 7 bulan) per polybag.
"Tidak saja di sukai Taput, bahkan kita juga membutuhi bibit sejumlah petani kopi di wilayah Tabagsel, Sumatera Barat, Karo, Toba, dan Toba Samosir," ujarnya.