Medan (ANTARA) - Dengan latar belakang sebagai prajurit TNI, Edy Rahmayadi mengaku butuh waktu untuk belajar tentang pemerintahan setelah dilantik menjadi Gubernur Sumatera Utara. Sebab, ilmu dan pengalaman yang dimilikinya ada berperang.
"lmu saya ilmu perang, saya sarjana perang. Diajak bicara tentang ekonomi. Saya beberapa kali datang tamu dari luar negeri, Dubes, bicaranya makro. Saya bingung itu," katanya saat memberikan sambutan dalam acara Milad UISU ke 70 di kampus UISU Medan, Jumat (7/1).
Baca juga: Pemprov Sumut minta dukungan Kemendes kembangkan Bukit Lawang dan Tangkahan
Edy pun tidak ragu mengatakan dirinya belajar tata kelola pemerintahan secara otodidak. Ia mengatakan sebenarnya konyol dia jadi gubernur dengan ilmu yang ada saat ini.
Dalam kesempatan itu ia berbicara tentang jumlah kelahiran penduduk di Indonesia. Di mana, jumlah kelahiran di Indonesia dalam setahun sama dengan jumlah seluruh penduduk di negara Singapura.
"Indonesia ini satu tahun melahirkan anak, itu sama dengan satu negara Singapura. Jadi satu tahun membentuk negara, satu tahun membentuk negara, itulah Indonesia," bilangnya.
Edy mengatakan pertumbuhan penduduk yang cepat ini harus dibekali dengan pendidikan yang memadai. Mantan Pangkostrad itu meminta anak-anak dididik dengan baik hingga jenjang pendidikan tinggi agar tidak menjadi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
"Yang sayangnya tidak kita bekali, sehingga jadi TKI, jadi pembantu rumah tangga. Ini yang saya pengen rubah saudara-saudara," tuturnya.
Edy menyebut pendidikan menjadi hal yang penting untuk membangun sumber daya manusia. Ia kemudian menjelaskan soal apa yang bisa dia bantu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kampus UISU itu. Edy mengatakan ke depan lulusan dari UISU akan dibutuhkan dalam membangun Sumut.
"Gubernur ke depan memerlukan lulusan ini. Saya ingin anak-anak saya jago. Saya pengen yang menjadi gubernur ke depan jago," paparnya.