Tapanuli Selatan (ANTARA) - Kondisi kehidupan masyarakat Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, kembali normal, pasca permukiman mereka terendam akibat luapan Sungai Batang Toru pada minggu lalu akibat intensitas hujan cukup tinggi.
Hanya saja, lahan pertanian padi sawah warga masih ada yang hingga kini tergenang oleh air, dari sebagian besar lahan yang airnya sudah surut. Seperti yang terjadi di Lingkungan 3 Bahung Putih, Rianiate tersebut.
"Yang masih terendam itu, seperti sawah Pak Samsul Nasution yang tanaman padinya berumur 6-8 minggu setelah masa tanam," kata Koordinator BPP Simataniari Dinas Pertanian Tapsel, Ramadianto SSt kepada ANTARA, di Sipirok, Senin (27/12).
Baca juga: Pemkab Tapsel luncurkan belasan ribu Kartu Tani
Menurut laporan petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian Rianiate, Ade Chandra yang diterima, kata Ramadianto, ada lebih kurang 60 hektare (Ha) areal sawah di Rianiate. Namun, saat kejadian lebih kurang 10 Ha di antaranya sempat terendam air.
"Dari sekitar 10 Ha sawah yang terendam di sejumlah titik lokasi kejadian si wilayah itu, secara spot-spot lebih kurang satu hektare sawah petani masih terendam air, bahkan sejumlah tanaman padinya sudah rusak," katanya.
Balai penyuluh pertanian(BPP) Simataniari, kata Ramadianto, sudah sudah melaporkan (meneruskan) temuan hasil laporan PPL Rianiate itu ke Dinas Pertanian Kabuten Tapsel, di bawah pimpinan Kadis, Bismark Muaratua Siregar.
Ade Chandra juga menginformasikan bahwa sebelumnya lebih 20 ribu batang tanaman cabai merah petani di Kelurahan Rianiate rusak bahkan sejumlah busuk akibat terendam air luapan Sungai Batang Toru berhari-hari.
"Akan tetapi masyarakat Rianiate menjalankan aktifitas kehidupannya saat ini sudah berlangsung normal, tenda-tenda pengungsian sementara yang di pasang BPBD Tapsel sudah tidak ada terlihat," kata Jalal Nasution (54) tokoh masyarakat Rianiate menambahkan.