Jakarta (ANTARA) - Perawatan kulit bayi memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan fisik maupun mental anak, khususnya di masa keemasan.
Ahli tumbuh kembang pediatri sosial, Dokter Dr. dr. Bernie Endyarni Medise, SpAK, MPH dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) mengatakan selain nutrisi yang didapatkan dari ASI dan makanan, merawat kulit bayi dengan memperhatikan kesehatan dan kebersihan kulit sangatlah penting.
"Perkembangan otak yang paling pesat adalah di masa keemasan dan kalau terjadi sesuatu pada masa itu dapat memberikan efek jangka panjang, masalah ini termasuk pada anak-anak yang punya gangguan kulit" ujar dr. Bernie dalam webinar pada Jumat (3/12)
Baca juga: Satgas: 97,31 juta warga Indonesa terima dua dosis vaksin COVID-19
"Saat bayi ada gangguan tidurnya akan tidak nyenyak karena pada saat tidur dalam ada yang namanya growth hormone, kalau tidurnya tidak dalam akan terganggu pertumbuhannya, kalau kulitnya ada masalah bergeraknya tidak enak," lanjutnya.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan terus menjaga kesehatan dan kebersihan kulit bayi dengan produk yang ramah terhadap kondisi kulitnya yang sensitif tersebut.
"Perawatan kulit mendukung proses tumbuh kembang ini, karena dengan penggunaan produk yang tepat, bayi akan merasa lebih nyaman karena kulitnya dapat terhindar dari kondisi-kondisi kulit tertentu misalnya kemerahan, iritasi, atau gatal," kata dr. Bernie.
Lebih lanjut dr. Bernie menjelaskan kulit bayi yang baru lahir berbeda dari kulit orang dewasa. Kulit bayi lebih rentan dan sensitif sehingga membutuhkan perawatan khusus.
Kulit bayi sangat mudah menyerap karena memiliki ketebalan 30 persen lebih rendah dari kulit orang dewasa, sehingga penting untuk orangtua dalam memilih produk perawatan bayi yang terbuat dari bahan alami, pH Balanced, dan juga sudah lulus uji dermatologi.
"Makanya kita orangtua harus mencari produk yang cocok untuk kulit bayi. Jika kulit bayi mengalami iritasi dan tidak tertangani dengan baik bisa menyebabkan infeksi," ujar dr. Bernie.