Namun, kenaikan harga tersebut bukan hanya terjadi di Kabupaten Deliserdang melainkan hampir di setiap wilayah di Indonesia.
Hal itu dirasakan Seng Guan (48), peternak ayam di Desa Denai Kuala, Kecamatan Pantai Labu.
Baca juga: Ratusan ekor ternak ayam mati mendadak di Taput, terlihat menggigil hingga feses mengapur
Seng Guan mengaku, sudah kebingungan menyiasati pemberian makanan dan nutrisi bagi 30.000 ekor ayam miliknya.
"Harga pakan ayam semula per kilogram Rp.4.000, kini naik menjadi Rp.6.000. Sementara harga telur di kandang dijual Rp.1.250 tidak sebanding dengan tingginya harga pakan," ujar Seng Guang kepada ANTARA, Kamis (18/11).
Menurutnya, penyebab sulitnya impor pakan masuk ke Indonesia yang diduga menjadi penyebab naik harga pakan ayam petelur berdampak bagi para peternak.
"Sontak kondisi itu langsung membuat peternak ayam petelur di Kecamatan Pantai Labu menjerit, akibatnya meningkat beban produksi, di tengah penurunan harga jual telur saat ini," katanya.
Untuk mendapatkan margin bagi peternak ujar dia, idealnya harga telur di kandang dijual di harga 1.300 per butir, meskipun dengan keuntungan sedikit.
"Dengan harga saat ini, boro-boro dapat untung, tetap biaya produksi tidak akan tertutup (impas)," ungkap Seng Guan.
Ia berharap pemerintah turun tangan dalam mengatasi persoalan ini agar peternak tidak terus merugi.
"Jika persoalan pakan ayam yang melambung tinggi tidak diatasi oleh pemerintah, kami peternak terancam bangkrut," kata Seng Guan yang sudah menekuni peternak petelur puluhan tahun.
Hal senada disampaikan peternak ayam lainnya, Aan. Pria berusia 51 tahun mengaku terpaksa menjual sebagian ternak ayam Arab miliknya disebabkan harga pakan melambung tinggi. Bahkan, jagung saja tak terbeli.
"Aku jual ratusan ekor ayam arab untuk menutup biaya produksi. Itu pun masih belum cukup. Kalau begini terus mau tidak mau jadi pengangguran," akunya.
Aan juga berharap, pemerintah bisa memberikan solusi agar harga pakan dapat kembali seimbang dan peternak mampu bangkit.
"Kami ingin pemerintah memberikan solusi soal naiknya harga pakan ayam. Kami hanya bisa bertahan di tengah pandemi dengan mempertahankan usaha peternakan," pungkasnya.