Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan Konferensi Internasional Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity di Danau Toba, Sumatera Utara, sebagai rangkaian kegiatan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
“Tema ini diangkat berdasarkan potensi luar biasa Danau Toba pada alam dan budayanya,” ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno secara virtual, pada konferensi tersebut, Rabu (12/10)
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa Danau Toba juga dinobatkan sebagai Global Geopark oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk menjaga keberlanjutan kawasan tersebut.
Baca juga: Sejumlah pelabuhan di Kawasan Danau Toba selesai direvitalisasi
Adanya konferensi internasional di Danau Toba juga diharapkan dapat memengaruhi para pemangku kepentingan agar menyatukan visi berkolaborasi serta menjaga dan melestarikan aset dunia tersebut, sehingga dapat memberikan dampak positif, ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Mari terus semangat dengan 3G yaitu Gerak cepat, geber Gerak bersama, dan Gaspol semua potensi untuk ciptakan lapangan kerja. (Adapun) potensi dari destinasi super prioritas Toba dengan 3T, Tepat sasaran, Tepat waktu, dan Tepat manfaat,” kata Menparekraf.
Pada bulan Juni 2021 telah dilaksanakan kegiatan serupa di Borobudur, Jawa Tengah. Pada November 2021 disebutkan akan berlanjut di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan pengembangan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) yang diadakan di luar ruangan atau berada di sekitaran Danau Toba merupakan bagian dari inovasi bahwa pertemuan rapat tak harus di dalam ruangan.
“Ini juga yang akan kami usulkan di pertemuan G20 (di Indonesia tahun 2022) nanti bahwa pertemuan tak harus di dalam ruangan, malah lebih sehat (di luar ruangan),” ujarnya pada acara yang diselenggarakan secara hibrid, di Jakarta, Rabu.