Medan (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengharapkan inovasi teknologi revolusi industri 4.0 dan society 5.0 dapat menarik minat generasi muda atau yang dikenal kaum milenial. Khususnya dalam hal menumbuh kembangkan sektor pertanian.
Diharapkan dengan seiringnya berjalannya waktu, generasi muda akan lebih mencintai pertanian dan mau berusaha tani di sektor pertanian.
“Sumber Daya manusia (SDM) memegang peran sangat penting dalam pembangunan pertanian. Untuk itu Kementan menargetkan 2,5 juta petani milenial untuk mengisi serta mengembangkan sektor pertanian,” tegas Mentan Syahrul.
Baca juga: Kementan Ajak petani dan penyuluh di Aceh amankan produksi padi dari hama
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menyebut, generasi muda atau milenial menjadi penentu kemajuan pertanian di masa depan.
Menurutnya tongkat estafet petani selanjutnya ada pada pundak generasi muda. Mereka mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan pertanian.
"Melalui pendidikan vokasi yang dilaksanakan oleh Politeknik lingkup Kementan kita bentuk generasi milenial yang mampu menerapkan perubahan tatanan pertanian sesuai dengan era society 5.0 seperti pemanfaatan sensor, pemanfaatan internet, inovasi teknologi, big data, pengoperasian alsintan tanpa awak, rice transplantor, smart green house serta marketplace online," ungkap Dedi.
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan sebagai salah satu UPT di bawah Kementan terus meningkatan SDM pertanian. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah menggelar Seminar Nasional dengan tema “The Agility and smart mindset bagi Sumber daya Manusia (SDM) Pertanian Modern Era Industrial 4.0 dan Human Society 5.0”.
Kegiatan Seminar Nasional diadakan secara daring dan luring serta disiarkan langsung melalui youtube Polbangtan Medan (28/9/2021).
Di kesempatan ini Polbangtan Medan mengundang Narasumber Bihrajihant Raya yang merupakan Ketua Program Studi S1-Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Produser Bincang Desa Apps dan Dwi Indra Purnomo Dosen Fakultas Teknologi Agro-Industri, Universitas Padjajaran Bandung; Penulis Buku Agile Mindset, Design Thinking for Social Innovation, Founder The Local Enablers.
Seminar nasional ini juga dipandu oleh moderator Fakhrur Rozi, dosen dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Akademisi Koordinator Laboratorium Komunikasi FIS UIN Sumut, Praktisi Media dan Ketua Bidang Pengembangan Sistem Teknologi Informasi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program dari pengembangan soft skill mahasiswa sesuai dengan Kurikulum Pembinaan Karakter Calon Petani Millenial yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh Pembimbing Kegiatan (Bimtan) Kelembagaan Organisasi Mahasiswa dan Pembimbing Kegiatan Penalaran dalam upaya menumbuh kembangkan jiwa kepemimpinan (leadership) dan inovatif.
“Melalui pembinaan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari," ujarnya.
Diungkapkannya, hal itu dilakukan untuk mempersiapkan mahasiswa sebagai calon petani millenial yang memiliki sikap dan perilaku sebagai calon petani millenial yang berbudi luhur (religious), berjiwa kepemimpinan (leadership), kewirausahaan (entrepreneurship), disiplin (discipline), inovatif (innovative).
Yuliana juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada narasumber Bihrajihant Raya dan Dwi Indra Purnomo, serta moderator Fakhrur Rozi yang sudah berbagi ilmu dan membuka wawasan peserta sehingga kedepannya diharapkan mampu menciptakan generasi muda pertanian yang modern era industrial 4.0 dan Human Society 5.0.
Era Industrial 4.0 dan Human Society 5.0, Kementan kembangkan soft skill pertanian modern
Jumat, 1 Oktober 2021 9:13 WIB 2332