Medan (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menegaskan, harga komoditas pangan strategis di Sumatera Utara hingga Agustus 2021 masih cukup terkendali atau di batas wajar karena tertolong oleh persediaan yang memadai.
"Meski sempat terjadi kenaikan harga beberapa komoditas seperti cabai merah, bawang merah, minyak goreng dan gula pasir, namun masih terkendali dan dapat dikendalikan," ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut, Soekowardojo, di Medan, Selasa (31/8).
Harga cabai merah yang sempat naik menjadi Rp35.000 sampai Rp40.000 per kg, misalnya, turun lagi hingga menjadi Rp14.000-Rp18.000 per kg karena ada panen komoditas itu.
Upaya Pemerintah Provinsi Sumut mengarahkan petani agar masa panen tidak serentak, berhasil meredam kenaikan harga cabai merah itu.
Baca juga: BULOG Sumut lakukan operasi pasar jaga kestabilan harga beras
Kemudian langkah meningkatkan produksi bawang merah untuk menekan ketergantungan pasokan dari Jawa juga punya andil besar dalam mengendalikan harga komoditas tersebut.
BULOG yang terus melakukan operasi pasar atau ketersediaan pasokan dan stabilitas harga (KPSH) beras juga berhasil menjaga kestabilan harga bahan pokok utama itu.
Termasuk upaya BULOG dan perusahaan BUMN meningkatkan ketersediaan gula kristal di pasar bisa menekan gejolak harga.
Harga gula yang bergerak naik di atas HET (harga eceran tertinggi) yang sebesar Rp12. 500 per kg bisa terus dikendalikan BULOG dan BUMN produsen gula dengan menggelontorkan komoditas itu.
"BI optimistis, harga bahan pangan strategis di Sumut bisa dikendalikan dengan kolaborasi semua yang terkait," katanya.
Dengan harga yang bisa terus dikendalikan, maka besaran inflasi yang ditargettkan pemerintah secara nasional di tahun 2021 sebesar 3 plus minus 1 persen bisa direalisasikan Sumut.
Bahkan mengacu pada besaran inflasi yang semakin tertahan, ujar Soekowardojo, besaran inflasi Sumut bisa bias ke bawah atau di bawah 4 persen.
"BI memang memprediksi inflasi Sumut di 2021 akan lebih tinggi dari 2020 atau berada pada rentang target nasional 3 plus minus 1 persen, tapi dengan potensi bias ke bawah," katanya.
Dengan inflasi yang terjaga, maka pertumbuhan ekonomi Sumut yang sudah mulai membaik didukung keberhasilan program vaksinasi COVID-19 diharapkan bisa semakin meningkat.
Pada triwulan II 2021, ekonomi Sumut sudah tumbuh 4,95 persen dibandingkan periode sama 2020.
Perekonomian Sumut triwulan II itu juga sudah tumbuh dari triwulan I yang sebesar 1,83 persen.