Tapanuli Selatan (ANTARA) - Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) mendorong para petani kopi di wilayah ini dengan membuat demplot-demplot.
"Targetnya di 6 kecamatan penghasil kopi biji yaitu Marancar, Angkola Timur, Sipirok, Arse, SD.Hole, dan Aek Bilah atau 1 ha per kecamatan," Suryadi Ketua MPIG Tapsel yang menghubungi ANTARA, Kamis (29/7).
Perdana demplot (demontrasi plot) pada kelompok tani Lubuk Raya, di Desa Aek Sabaon, Kecamatan Marancar seluas 1 hektare. Anggotanya 23 orang diketuai Wahid Harahap.
Baca juga: Sempat normal, setelah PPKM omset usaha rumah makan Siang Malam Sipirok turun drastis
"Saat tanam perdana bibit kopi Rabu (28/7) Pak Bupati Tapsel Dolly P.Pasaribu hadir langsung, dan sangat mengapresiasi program MPIG. Apalagi sejalan visi misi Pak Bupati mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan sejahtera," katanya.
MPIG menyiapkan 1600 batang bibit kopi arabika varietas Sigarar Hutang dan mesin pelobang. Geografis demplot Lubuk Raya sendiri, kata dia di atas ketinggian hampir 1400 meter diatas permukaan laut (mdpl). Varietas nantinya disesuai dengan kultur daerah masing-masing.
"Selaku pembina dan pendamping, MPIG secara mandiri dan gratis akan mengedukasi secara gratis kelompok tani mulai dari proses penanaman bibit kopi dan cara merawat yang baik agar hasilnya berkualitas dan seragam," katanya.
Tujuan MPIG selaku mitra kerja sejati antara pemerintah dan petani mengembangkan demplot memberi contoh ke petani. Buyer juga nantinya, kata dia, bisa melihat langsung ke lokasi demplot (produksi kopi arabika Sipirok).
"Selain petani yakin cara mendapatkan kopi berkualitas, program ini untuk dapat lebih meyakinkan para buyer baik dalam maupun luar negeri akan kopi arabika Sipirok sehingga memengaruhi harga," katanya.
Program demplot ini juga sekaligus menjawab tantangan MPIG untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri yang selama ini belum tidak terpenuhi seperti negara Belanda, Belgia dan Polandia pasca mengikuti even lelang kopi arabika di Singapore baru lalu.
"Yang jelas kopi arabika Sipirok memiliki cita rasa dan aroma yang khas serta berbeda dengan daerah lain yang sudah punya nama dan mulai banyak di lirik eksportir dan importir kopi. Secara ekonomis cukup menjanjikan, karena pasarnya sudah ada," katanya.
Tinggal, menjadi PR kata Suryadi, bagaimana MPIG - Pemerintah dan Petani berkolaborasi agar tantangan, kelemahan dan kekurangan yang ada selama ini bisa menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang lebih mensejahterakan masyarakat apalagi dimasa pandemi COVID-19.
Bangkitkan ekonomi, MPIG Tapsel dorong petani bangun demplot kopi
Kamis, 29 Juli 2021 7:51 WIB 1580