Jakarta (ANTARA) - Cagliari menggagalkan upaya AC Milan mengunci tiket Liga Champion seusai menahan lawannya itu dengan skor 0-0 dalam laga pekan ke-36 Liga Italia di Stadion San Siro, Minggu waktu setempat (Senin WIB).
Tambahan satu poin membuat Milan tertahan di peringkat keempat klasemen Liga Italia dengan raihan 76 poin, setelah disalip oleh Napoli (76) yang menang dalam pertandingan lebih awal.
Sedangkan Cagliari merayakan kepastian mereka bertahan di Serie A, karena Benevento diimbangi Crotone dalam laga lebih awal, dengan raihan satu poin, kendati mereka tak beranjak dari urutan ke-16, demikian catatan laman resmi Liga Italia.
Kendati memiliki lebih dari 61 persen penguasaan bola sepanjang laga, Milan seolah kehilangan ketajaman di lini depan mereka hanya empat hari setelah menggelar pesta tujuh gol ke gawang Torino.
Baca juga: Gol larut Crotone hapus peluang Benevento hindari degradasi
Anak-anak asuh Stefano Pioli melepaskan tidak kurang dari 21 percobaan tembakan, tapi sebagian besar mereka lakukan dari luar kotak penalti karena tidak mampu menembus rapatnya pertahanan Cagliari yang dipimpin bek gaek Diego Godin.
Sebaliknya, kendati kerap tertekan, Cagliari justru beberapa kali memaksa kiper Gianluigi Donnarumma berjibaku melakukan penyelamatan untuk mengamankan gawangnya.
Pada menit ke-54 misalnya, Donnarumma melakukan penyelamatan gemilang untuk mementahkan peluang jarak dekat Leonardo Pavoletti.
Lantas pada menit ke-64, dari situasi sepak pojok Godin mampu mengakhirinya dengan tandukan tajam yang memantul ke atas rumput, tetapi Donnarumma sekali lagi mampu menepis bola.
Baca juga: Napoli kembali depak Juventus dari empat besar
Skor 0-0 yang bertahan hingga bubaran menimbulkan tekanan lebih bagi Milan dalam perjuangannya merebut tiket Liga Champions.
Sebab di laga pemungkas pada Minggu (23/5) pekan depan, Milan harus melawat ke Stadion Gewiss menghadapi Atalanta, sedangkan Juve memiliki lawan yang relatif lebih mudah yakni Bologna.
Milan wajib menang jika ingin mewujudkan target mereka finis di empat besar tanpa merasakan kekecewaan ironis di akhir musim.