Karena tidak ada pilihan, penumpang tidak dapat menentukan jadwal penerbangannya sendiri termasuk dengan harga tiketnya.
Hal itulah yang mendasari Kepala Bandara Dr. FL Tobing, Capt. M. Kurniawan, SE, MA, melahirkan ide bagaimana caranya agar banyak pilihan penerbangan ke Jakarta dengan harga tiket yang jauh lebih murah.
Kepada ANTARA, Kurniawan menceritakan ide bagusnya itu, dengan harapan segera mendapat lampu hijau dari maskapai yang digaetnya untuk bekerja sama itu.
“Sejak saya ditugaskan sebagai Kepala Bandara di tempat ini, saya sudah melihat kendala tersebut. Di mana hanya satu maskapai yaitu Garuda yang melayani penerbangan langsung dari Pinangsori (Sibolga)- Jakarta. Karena memang hanya mereka yang memiliki pesawat jenis CRJ-1000, sesuai dengan kemampuan daya tahan PCN Bandara kita ini. Alhasil penumpang tidak punya pilihan termasuk dengan harga tiketnya,” ujarnya Sabtu (20/2).
Disebutkan Kurniawan, harga tiket Garuda rute Pinangsori (Sibolga)-Jakarta sekitar Rp1,8 juta untuk kelas ekonomi. Itu untuk hari biasa. Kalau hari-hari besar bisa mencapai Rp2,2-Rp2,4 juta. Karena tidak ada pilihan, terpaksa diambil juga tiketnya walaupun mahal.
Sebagian penumpang menyiasati mahalnya harga tiket Garuda dari Pinangsori ke Jakarta dengan memilih penerbangan dari Bandara Silangit, karena di sana ada beberapa penerbangan langsung ke Jakarta dengan harga tiket jauh lebih murah, yakni sekitar Rp800 ribu.
“Kita bisa maklum langkah yang diambil penumpang, apalagi kalau mereka sampai 3 orang yang terbang ke Jakarta dari Pinangsori, mereka harus mengeluarkan biaya Rp5,4 juta hanya untuk tiket saja. Kalau mereka terbang dari Silangit tiketnya hanya Rp2,4 juta. Fenomena inilah yang membuat saya getol mencari ide agar ada solusi. Jika tidak, maka penumpang yang dari Sibolga-Tapteng atau Sidimpuan sekitarnya memilih terbang dari Silangit ke Jakarta,” ungkapnya.
Lantas strategi apa yang dilakukannya untuk mengatasi hal tersebut? Menurut Kurniawan yang masih aktif sebagai pilot di Wings Air itu, dia sudah meminta kepada pihak Wings Air agar menginapkan pesawatnya di Bandara FL Tobing. Karena persyaratan dan tempat parkir pesawat sudah terpenuhi di Bandara FL Tobing, termasuk pengisian BBM, penerangan lampu Runway, dan sistem keamanannya. Sedangkan untuk penginapan bagi kru pesawat, ada PIA Hotel Pandan dan RSU Pandan sebagai sarana kesehatan.
“Kalau nanti pesawat Wings sudah menginap di sini, maka pagi hari sekitar pukul 07.00WIB sudah terbang ke Medan. Dan dari Medan nanti sudah banyak pilihan penerbangan yang langsung ke Jakarta. Jadi saya hitung-hitung kalau transit dari Pinangsori (Sibolga)-Medan-Jakarta ke Batik Air harga tiketnya sekitar Rp1,2 juta. Pun kalau mau naik Garuda dari Medan, sudah banyak pilihan pesawatnya. Intinya harus bisa terbang pukul 07.00WIB dari Pinangsori, agar bisa mengejar kegiatan atau pertemuan di Jakarta. Hal ini sudah saya presentasikan ke pihak Wings Air dan mereka respon, tinggal menunggu lampu hijau saja,” bebernya.
Sedangkan untuk sisi bisnisnya bagi masyarakat sebut Kurniawan, penumpang akan memanfaatkan penginapan atau hotel yang ada sekitaran Pandan. Bila perlu, warga yang ada di sekitar Pinangsori sudah bisa menyediakan homestay dan itu akan menambah pendapatan masyarakat setempat.
“Mohon doa dan dukungannya agar ini segera terealisasi. Karena kalau menuggu penambahan tebal PNC (aspal) Bandara, harus ada anggaran dari Kementerian, apalagi kondisi sekarang anggaran banyak dipotong untuk COVID-19,” sebutnya.
Untuk diketahui, kekuatan aspal (PNC) bandara Dr. FL Tobing saat ini baru mampu menahan beban pesawat jenis ATR dan CRJ-1000. Untuk dapat menahan beban pesawat jenis Boeing harus ditambah ketinggiannya sekitar 15 cm. Sedangkan untuk panjang dan lebar Runway sudah layak untuk didarati pesawat jenis Boeing.