Tapanuli Tengah (ANTARA) - Pemerintah terus menggenjot pembangunan Bandara Sibisa yang berada di Desa Pardamean Sibisa, Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Di mana bandara itu diperuntukkan sebagai penunjang destinasi pariwisata Danau Toba.
Dari tahun 2017 progres pembangunan di Bandara itu terus meningkat. Bahkan baru-baru ini, 16 hektar lahan untuk pembangunan fasilitas terminal Bandara sudah dilepas atau sudah diganti rugi pemerintah kepada masyarakat pemilik lahan. Dan tahun ini, proses tender untuk membangun berbagai fasilitas terminal Bandara akan ditenderkan.
Baca juga: Lahan milik warga di Sihaporas Tapteng terbakar
Demikian dijelaskan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Dr FL Tobing, Capt. M. Kurniawan, SE, MA, waktu dikonfirmasi ANTARA, Selasa, (16/2).
“Kalau total lahan Bandara Sibisa itu 56 hektar. Yang 16 hektar yang baru diganti rugi itu, peruntukannya untuk membangun terminal Bandara dan fasilitas lainnya. Sedangkan yang 40 hektar lagi, adalah lahan dan fasilitas Bandara yang dihibahkan Pemerintah Kabupaten Toba yang diserahkan oleh Bupati Toba, Bapak Darwin Siagian kepada Kementerian Perhubungan Cq Direktoral Jenderal Perhubungan Udara,” jelasnya.
Disebutkan Kurniawan, Bandara Sibisa nantinya akan didarati pesawat sejenis ATR 72 500/600. Untuk itu pemulihan fasilitas operasional yang akan dikerjakan tahun ini meliputi; pemenuhan Runway strip tahap II, pembangunan gedung terminal, pembangunan jaringan listrik Bandara dan air bersih. Pembangunan Gedung Operasional (Avsec, Listrik, PKP-PK, Administrasi, Teknik, dan Rumah Dinas). Selain itu juga penyediaan fasilitas bantu pendaratan mencakup Runway light, PAPI, RTIL, dan MALS. Pengadaan alat keamanan kendaraan PKP-PK, Catu Daya PLN, dan Navigasi, pembuatan DPPU dan pembangunan jalan akses di lingkungan Bandar Udara.
“Pemerintah terus menggenjot pembangunan Bandara Sibisa karena tahun 2023 sudah harus siap dioperasikan. Untuk itulah tahun ini beberapa proyek segera ditenderkan melalui Biro LPPBNM di Kementerian,” ungkapnya.
Ditambahkan Kurniawan, ada pun panjang Runway Sibisa saat ini 1.630 meter dengan lebar 30 meter, dan keras landasan 18 PCN.
Ditanya apa yang membedakan Bandara Silangit yang ada di Siborongborong Tapanuli Utara, dengan Bandara Sibisa yang ada di Toba? Menurut Kurniawan peruntukannya.
“Yang membedakan Bandara Sibisa dengan Silangit nantinya adalah peruntukannya. Kalau Bandara Silangit khusus untuk komersil dengan jenis pesawat Boeing. Sedangkan Bandara Sibisa untuk penerbangan khusus, meliput carteran atau pesawat pribadi para wisatawan. Memang komersilnya ada juga, tetapi hanya untuk jenis pesawat ATR bukan untuk Boeing,” jawabnya menjelaskan.
Apakah ada kendala dalam proses pengerjaan proyek nasional itu? Menurut Kurniawan yang pernah mendaratkan pesawat rombongan Menteri Perhubungan dan rombongan Presiden Jokowi di Bandara FL Tobing, Pinangsori itu, megatakan, tidak ada kendala yang berarti, semuanya dapat diatasi dengan pendekatan-pendekatan dan dukungan dari Pemerintah pusat dan daerah.
“Kita dapat dukungan penuh dari pusat dan juga Pemda setempat untuk mengejar target penyelesaian Bandara itu. Jadi kalau ada masyarakat yang kurang paham, kita turun memberikan penjelasan dan manfaat besar yang akan dirasakan masyarakat kawasan Danau Toba dengan hadirnya Bandara Sibisa. Ini adalah rahmat bagi masyarakat yang ada di Danau Toba. Mari sama-sama kita sukseskan program ini untuk mewujudkan Danau Toba sebagai destinasi Pariwisata Dunia,” imbauhnya.
Untuk diketahui, bahwa wilayah kerja dari Kepala Bandara FL Tobing Pinangsori, Tapanuli Tengah, juga mencakup Bandara Sibisa dan juga Bandara Aek Godang, Tapanuli Selatan.
Pembangunan bandara Sibisa terus digenjot, 16 hektar lahan sudah dibebaskan
Selasa, 16 Februari 2021 20:27 WIB 11964