Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Brawijaya (UB) menemukan obat oles alternatif untuk pengobatan kanker mulut dengan bahan baku dari ekstrak daun kemangi.
"Kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Salah satu dari sepuluh jenis kanker yang paling banyak menyerang manusia adalah kanker mulut," kata salah satu anggota tim pembuat obat alternatif kanker mulut dari kemangi, Nafilah Inas Athaya di Malang, Jatim, Kamis (24/9).
Menurut dia, kanker mulut menyebabkan kesulitan bicara, menelan, mengunyah, serta nyeri. Jika tidak dilakukan perawatan, maka akan mengganggu kelangsungan hidup penderita.
Baca juga: Manfaat dari olahraga sepeda yang kini sedang banyak digemari
Beberapa waktu silam juga ramai diberitakan adanya siswa dan mahasiswa yang menemukan obat kanker payudara, kanker serviks, dan kanker lainnya. Tidak mau kalah dengan lainnya, tiga mahasiswa FKG UB juga menemukan konsep obat oles alternatif pengobatan kanker mulut dari ekstrak daun kemangi dalam bentuk gel berukuran nano.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Nafilah Inas Athaya, Karina Damayanti, dan Risa Fitriana Gisma dengan dibimbing oleh drg Astika Swastirani, M.Si.
Ide ini bermula ketika tiga mahasiswa tersebut melihat banyaknya lesehan, warung, dan rumah makan yang menyajikan menu lalapan dan kemangi sebagai pelengkapnya.
Sejak dulu, kemangi biasa dikonsumsi sebagai bahan pelengkap makanan, namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui manfaat dan kandungan daun kemangi sebagai obat herbal.
Di Indonesia, banyak masyarakat yang memiliki kebiasaan merokok yang menjadi salah satu pemicu terjadinya kanker mulut selain faktor riwayat terinfeksi virus dan konsumsi alkohol.
Baca juga: Dosen IPB University ciptakan obat pelangsing herbal Prolislim
Setelah melakukan studi literatur dari penelitian-penelitian sebelumnya, ketiga mahasiswa tersebut menemukan bahwa kemangi mengandung beberapa senyawa seperti eugenol, etanol, flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid.
Sejumlah kandungan senyawa dalam daun kemangi tersebut mampu menghambat pertumbuhan dan menyebabkan kematian sel kanker, termasuk kanker pada rongga mulut serta memiliki antioksidan yang sangat tinggi dan berguna untuk melawan radikal bebas.
Kemangi banyak ditanam di Indonesia dan mudah dijumpai di kebun-kebun, di pagar-pagar, di pinggir-pinggir jalan, dan di huma-huma. Oleh karena itu, tim FKG tersebut mencari tahu potensi ekstrak daun kemangi dalam bentuk gel berukuran nano sebagai alternatif pengobatan kanker mulut.
"Dengan adanya temuan ini diharapkan nanogel ekstrak daun kemangi dapat menjadi obat oles yang tidak banyak memiliki efek samping, mudah didapat, dengan harga yang relatif lebih murah untuk membantu pasien yang menderita kanker mulut," ucapnya.