Mexico City (ANTARA) - Jumlah kematian akibat COVID-19 di Amerika Latin melampaui 300.000 pada Rabu (9/9), menurut hitungan Reuters, dan corona tidak menunjukkan tanda-tanda mereda di kawasan terparah di dunia itu yang dilanda virus.
Amerika Latin melewati tonggak suram terbaru setelah Brazil, yang memiliki jumlah kematian tertinggi di kawasan, melaporkan tambahan 1.075 kematian sehingga totalnya menjadi 128.539.
Negara-negara di Amerika Latin, yang telah mencatat hampir delapan juta kasus COVID-19, juga sedang bergulat untuk mengatasi resesi ekonomi yang parah akibat penerapan berbagai pembatasan untuk membendung virus.
Baca juga: Pekerja Migran Indonesia positif COVID-19 menjadi 1.174 orang
Meksiko, Peru, dan Kolombia mencatat jumlah tertinggi korban virus corona setelah Brazil.
Amerika Latin melaporkan rata-rata harian 2.811 kematian dalam sepekan terakhir ini hingga Selasa (8/9).
Baca juga: 223 lagi polisi Filipina positif virus corona
Sementara itu di kawasan Amerika Utara, total korban jiwa akibat virus corona hampir mencapai 200.000.
Dari jumlah tersebut, 190.000 kematian tercatat di Amerika Serikat, negara di dunia yang paling parah terkena dampak corona.
Di Eropa, korban jiwa virus corona Eropa mencapai sekitar 211.000 orang, menurut hitungan Reuters.
Sebanyak 100.000 kematian terbaru terjadi selama 39 hari, menurut hitungan Reuters berdasarkan angka yang dikeluarkan oleh pemerintah negara-negara.
Sumber: Reuters