Medan (ANTARA) - PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Sumut menargetkan akhir 2020, program satu desa satu pangkalan (one village one outlet/OVOO) di Sumatera Utara bisa 100 persen.
"Hingga saat ini, pencapaian OVOO di Sumut sudah mencapai 85 persen.Diyakini, hingga akhir tahun 2020, program OVOO bisa capai 100 persen," ujar Unit Manager Commumication, Relation & CSR PT Pertamina MOR I M Roby Hervindo di Medan, Sumut, Sabtu.
Program OVOO bertujuan memudahkan masyarakat pelosok mendapatkan elpiji.
Baca juga: Pertamina pastikan ketersediaan BBM di Sumut mencukupi
Baca juga: Pertamina tambah 512.000 tabung elpiji 3 kg saat Idul Adha di Sumut
Selain untuk memudahkan masyarakat pelosok mendapatkan elpiji, OVOO diharapkan bisa mengatasi lonjakan harga jual atau jauh di atas harga eceran.
Dia menegaskan, OVOO dikhususkan untuk menambah pangkalan elpiji di wilayah-wilayah pelosok pedesaan, bukan di wilayah perkotaan seperti Kota Medan, yang jumlah pangkalannya sudah banyak.
Kalau terlalu banyak pangkalan di satu wilayah, katanya, jatah pasokan per pangkalan menjadi terlalu kecil karena kuotanya tetap.
Roby mengatakan sejak program OVOO, jumlah pangkalan elpiji di Sumut bertambah dengan total 11.176 unit.
Sebelumnya, jumlah pangkalan hanya sebanyak 9.626 unit.
"Program OVOO sudah berjalan di 33 kabupaten/kota Sumut dengan jumlah 430 kecamatan dan 4.000 kelurahan," katanya.
Roby menyebutkan, sejak Januari-Juli 2020, Pertamina sudah menyalurkan 77 juta tabung elpiji 3 kg subsidi di Sumut.
Sementara elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas, sebesar 13.903 metrik ton (MT).
Untuk menghindari tabung elpiji bersubsidi dijual kembali oleh pengecer, Pertamina menetapkan satu kepala keluarga hanya boleh membeli satu tabung elpiji bersubsidi.