Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 20 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Prancis telah dipulangkan dan dijadwalkan tiba di tanah air pada 20 dan 21 Juni, setelah sekitar tiga bulan menunggu repatriasi.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Marseille yang memfasilitasi kepulangan itu menyebut mereka terdiri dari 19 ABK kapal pesiar Le Soleal dan satu ABK kapal pesiar Le Boreal--dengan perjalanan terpisah.
Seluruh 20 WNI yang dipulangkan kali ini telah memenuhi persyaratan repatriasi terkait protokol kesehatan COVID-19 dan dokumentasi, demikian KJRI menjelaskan dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Laporan terkini COVID-19 AS: 2.178.710 kasus dan 118.365 kematian
Baca juga: Cegah COVID-19 di lift, jangan lupa pakai masker
"Termasuk proses tes PCR sebanyak dua kali, penerimaan sertifikat kesehatan, sertifikat hasil tes, serta surat keterangan kepulangan dari KJRI Marseille," mengutip pernyataan tersebut.
Kapal Le Soleal sendiri sudah berhenti berlayar sejak 24 Maret lalu dengan berlabuh di kepulauan Polinesia Prancis di Samudera Pasifik bagian selatan.
"(Mereka) sempat menemui kendala dalam proses repatriasi. Beberapa bandara terdekat tidak dapat memberikan pelayanan karena kasus COVID-19 merebak, termasuk untuk rute via Manila dan Shanghai," tulis KJRI Marseille.
Karena hal itu, KJRI melakukan koordinasi dengan perusahaan pemilik kapal untuk menentukan rute pemulangan yang memungkinkan hingga akhirnya ABK dapat berangkat dari lokasi pada 17 Juni melalui Tahiti, Vancouver, Paris, Doha, menuju Jakarta.
Sedangkan satu ABK Le Boreal--yang kapalnya juga telah berhenti berlayar sejak Maret--dipulangkan menyusul repatriasi gelombang pertama dengan 26 ABK dari kapal yang sama pada akhir Mei lalu.
"Situasi terkini, terdapat 19 WNI ABK yang masih bekerja di atas kapal Le Boreal untuk memenuhi ambang minimum manning (pengawakan) kapal," tulis KJRI Marseille menambahkan.