Jakarta (ANTARA) - Para pelajar asal Indonesia yang berada di China sudah bisa mengikuti kegiatan perkuliahan tatap muka di kampus setelah lebih dari dua bulan berlangsung secara daring.
"Beberapa daerah yang sudah berwarna hijau (tidak ada penambahan kasus COVID-19) sudah mulai perkuliahan pada pertengahan Mei ini. Mahasiswa asing termasuk dari Indonesia yang ada di China sudah bisa ikut kuliah," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di Beijing Yaya Sutarya kepada ANTARA, Sabtu.
Namun untuk pelajar yang masih berada di Indonesia, dia mengingatkan agar tidak kembali ke China dulu sebelum ada instruksi dari pihak perguruan tinggi.
Baca juga: COVID-19 kemungkinan bisa menular lewat hubungan seks
Baca juga: Polres Binjai terima bantuan dari Lions Clubs antisipasi COVID-19
"Jangan kembali sebelum ada pemberitahuan terlebih dulu dari pihak kampus, bisa-bisa dicabut lisensinya," ujarnya berpesan.
Menurut dia, sudah ada beberapa pelajar asing yang dicabut lisensinya karena kembali ke China sebelum ada instruksi dari pihak kampus.
"Ikuti saja perkuliahan daring yang sudah diprogramkan pihak kampus," kata Yaya menambahkan.
Dia menjelaskan bahwa sampai saat ini sudah ada 17 provinsi dan kota setingkat provinsi yang berwarna hijau.
Hanya di Provinsi Heilongjiang di wilayah timur laut China yang berbatasan dengan Rusia yang masih berwarna merah.
"Sebanyak 19 mahasiswa Indonesia di sana kami pantau terus, termasuk kami penuhi kebutuhannya," katanya.
Sampai saat ini dari sekitar 1.700 warga negara Indonesia yang mayoritas pelajar di China, tidak ada satu pun yang terinfeksi virus corona jenis baru itu.
Jumlah pelajar Indonesia di China secara keseluruhan 15.000 orang lebih. Mayoritas di antara mereka pulang ke Indonesia saat libur semester pada pertengahan Januari lalu atau menjelang Tahun Baru Imlek.