Singapura (ANTARA) - Pemerintah Singapura akan menutup sekolah dan sebagian besar tempat kerja selama sebulan sebagai bagian dari langkah yang lebih ketat untuk mencegah lonjakan infeksi virus corona baru-baru ini, katanya pada Jumat.
Pengumuman tersebut memicu masyarakat untuk memburu kebutuhan pokok.
Singapura mendapat pujian internasional atas perjuangannya selama dua bulan melawan virus, yang menginfeksi lebih dari 1 juta orang secara global, menghindari langkah karantina wilayah yang hampir dilakukan di seluruh dunia.
Baca juga: CDC AS laporkan 239.279 kasus virus corona dengan 5.443 kematian
Namun otoritas mengatakan rekor lonjakan infeksi baru pekan ini, yang membuat total menjadi 1.114 kasus, menunjukkan perlunya prosedur yang lebih tegas.
Para ahli menyebutkan pengabaian dalam pencegahan virus yang menuai pujian menggarisbawahi tantangan untuk mengekang pandemi seluruh dunia.
Baca juga: Dua warga Langkat PDP COVID-19
"Kami telah memutuskan bahwa alih-alih melakukan pengetatan secara bertahap selama beberapa pekan mendatang, kini kami akan mengambil langkah tegas guna mencegah peningkatan infeksi " kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melalui pidatonya.
Terlihat antrian panjang di depan toko-toko di seluruh wilayah dan warga memborong barang belanjaan meski pihak berwenang mengatakan pusat perbelanjaan akan tetap beroperasi.
"Saya bergegas ke sini sejam yang lalu karena kawan saya mengirim pesan tentang karantina wilayah. Bahkan sekarang di toko ini, sejumlah rak sudah kosong," kata Kim Melissa (57), menambahkan bahwa ia juga baru saja kehilangan pekerjaannya di restoran.
"Jika tidak ada pekerjaan dan juga makanan...itu menyedihkan sekali."
Perdana Menteri mengatakan pemerintah pekan depan akan mengumumkan bantuan lebih bagi rumah tangga dan usaha.
Sumber: Reuters
Kasus corona terus naik, Singapura pun tutup sekolah dan tempat kerja
Sabtu, 4 April 2020 10:30 WIB 794