Dengan diiringi tarian dan gondang Batak "Tortor Panomunomuan, kain tenun khas Batak dengan perpaduan merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam benang berwarna emas dan perak itu langsung dipakaikan ke Raja Willem dan Ratu Maxima oleh para tokoh adat.
Baca juga: Kunjungi Danau Toba, Raja dan Ratu Belanda disambut tarian Tortor Panomunomuan
Baca juga: Kunjungi Danau Toba, Raja dan Ratu Belanda disambut tarian Tortor Panomunomuan
Ulos Pinunsaan atau Ulos Jugia yang disebut juga ulos naso ra pipot biasa digunakan untuk menyambut raja atau orang terhormat lainnya. Ulos ini adalah Ulos khas Batak Toba, yang memiliki arti orang yang sudah berhasil mempunyai cucu.
Baca juga: Raja dan Ratu Belanda kunjungi Bukit Singgolom Danau Toba
Baca juga: Raja dan Ratu Belanda kunjungi Bukit Singgolom Danau Toba
Setelah dipakaikan kain Ulos, Raja Willem dan Ratu Maxime kemudian berbincang-bincang dengan para Tokoh Adat sembari diperkenalkan secara singkat tentang budaya dan adat istiadat Batak Toba.
Raja Willem dan Ratu Maxime juga diajak melihat rumah-rumah Adat Batak yang usianya sudah mencapai ratusan tahun itu, dan melihat langsung proses pembuatan kain ulos.
Sebelumnya Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti tiba
di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (9/3).
Kunjungan kenegaraan Raja dan Ratu Belanda ke Indonesia tersebut membawa misi untuk peningkatan kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan peningkatan sumber daya manusia.
Berdasarkan siaran pers dari Kemenlu, kunjungan kenegaraan penguasa Belanda, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima, ke Indonesia akan membawa empat menteri dan hampir 200 delegasi pengusaha.
Kunjungan Raja-Ratu Belanda selama 9-13 Maret 2020 itu dikhususkan untuk fokus ke Indonesia karena bukan merupakan rangkaian lawatan kenegaraan.