Medan (ANTARA) - Neraca perdagangan Sumatera Utara (Sumut) dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) hingga Agustus 2019 masih surplus 230,233 juta dolar AS meski ekspor minyak sawit mentah (CPO) melemah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Minggu, mengatakan, surplus diperoleh dari nilai ekspor sebesar 1,064 miliar dolar AS, sementara impor sebesar 834,556 juta dolar AS.
"Nilai ekspor Sumut ke RRT memang stagnan.Namun syukurnya hingga Agustus 2019, neraca perdagangan Sumut ke RRT masih tetap surplus," ujarnya.
Tren nilai ekspor Sunut ke RRT tidak naik secara signifikan akibat melemahnya volume dan nilai ekspor komoditas andalan ekspor Sumut yakni minyak kelapa sawit mentah (CPO) sebagai dampak krisis global.
Secara menyeluruh nilai ekspor CPO Sumut hingga Agustus 2019 turun 19,52 persen dibandingkan periode sama 2018.
Selama Januari - Agustus 2018, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati termasuk CPO mencapai 2,283 miliar dolar AS, sementara pada periode sama 2019 baru mencapai 1,838 miliar dolar AS.
Menurut Syech, RRT sendiri tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar Sumut.
"Jadi kalau ekspor ke RRT terganggu, maka ekspor Sumut secara menyeluruh juga berdampak negatif," katanya
Syech mengakui, secara total nilai ekspor Sumut turun 12,86 persen dari 5,862 miliar dolar AS di periode Januari - Agustus 2018.menjadi 5,109 miliar dolar AS di.periode sama 2019.
"Krisis global yang masih berlanjut berdampak negatif pada ekspor Sumut," ujarnya.