Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian ikut merapat ke Istana Kepresidenan Jakarta meski tetap mengenakan seragam kepolisian, bukan kemeja putih.
"Saya kan polisi, barusan ini dipanggil," kata Tito kepada wartawan, Senin, saat ditanya mengapa ia tidak mengenakan kemeja putih seperti sejumlah calon menteri kabinet lain yang sudah menghadap Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta.
Tito mengaku tidak tahu mengapa ia dipanggil Presiden Jokowi hari ini.
"Saya pikir ini berhubungan dengan situasi keamanan dan ketertiban nasional pasca pelantikan, yang penting kami dari Polri juga tentu dengan Panglima TNI akan mengamankan, termasuk kalau ada pembentukan kabinet. Kami akan amankan," ungkap Tito.
Tito yang biasa datang dan pergi melalui pintu belakang istana baru kali ini mendatangi istana melalui pintu depan.
"Kemarin pelantikan, pengamanan pelantikan. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar, dengan baik, kerja sama TNI Polri sangat luar biasa, dan 'stake holder' lainnya," tambah Tito.
Tito juga tidak menjawab mengenai tawaran Presiden sebagai menteri.
"Saya sendiri jujur, saya merasa berterima kasih kepada semua pihak, kepada Allah SWT karena ini pemilu yang rasanya cukup panjang. Hampir setahun lebih masyarakat terpolarisasi, alhamdulillah dengan pelantikan kemarin berjalan lancar," kata Tito.
Tito adalah tokoh keenam yang dipanggil pada hari ini. Sebelumnya sudah ada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Tetty Paruntu, CEO dan pendiri Gojek Nadiem Makarim, Komisaris Utama NET Mediatama Televisi Wishnutama dan pendiri Mahaka Group Erick Thohir.
Pada Minggu (20/10), Presiden Joko Widodo mengatakan akan mengenalkan para menteri kabinetnya pada Senin (21/10) pagi.
Presiden Jokowi dalam media sosial resminya menyebutkan susunan kabinet pemerintahan periode mendatang sudah rampung. Mereka terserak di semua bidang pekerjaan dan profesi, akademisi, birokrasi, politisi, santri, TNI dan polisi.
Dalam media sosialnya, Presiden mengatakan para menteri terpilih adalah sosok yang inovatif, produktif, pekerja keras dan cepat. Sosok yang tidak terjebak rutinitas yang monoton.
Tugas mereka bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan tapi memastikan masyarakat menikmati pelayanan dan hasil pembangunan.